
Harga Batu Bara Rekor, Saham Ini Meroket 188%! Kamu Pegang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Luar biasa. Mungkin itu dua kata yang paling tepat untuk menggambarkan harga batu bara.
Sepanjang pekan ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melonjak 11,16% secara point-to-point. Harga si batu hitam kini sudah melampaui US$ 120/ton, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak 2011.
Peningkatan permintaan menjadi penyebab kenaikan harga komoditas ini, terutama di China. Pada Mei 2021, impor batu bara China tercatat 21,73 juta ton. Sepanjang 2021, China mendatangkan batu bara sebanyak 111,17 juta ton.
Indonesia mendapat durian runtuh karena China masih ngambek dengan Australia. Seperti diketahui, relasi Beijing-Canberra memburuk sejak tahun lalu, setelah Australia ikut mendesak investigasi terhadap China terkait asal-muasal pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Hubungan yang kurang harmonis ini membuat China ogah membeli produk Australia, termasuk batu bara.
Padahal awalnya Australia adalah pemasok batu bara terbesar buat China. Tanpa batu bara dari Australia, China pun berpaling ke pasar lain seperti Rusia dan Indonesia.
So, tidak heran harga saham emiten batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkat seiring prospek peningkatan penjualan. Dalam minggu ini, harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) meroket 188,01%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 6,91%, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bertambah 5,67%, dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) terangkat 0,44%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
