IHSG Ditutup Keluar dari 6.100, Asing Masuk Nego Rp 2 T

Putra, CNBC Indonesia
11 June 2021 15:34
Bursa Efek Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,20% ke level 6.095,49 pada penutupan perdagangan akhir pekan Jumat (11/6/21).

IHSG sempat dibuka hijau namun terus longsor dan akhir terpaksa keluar dari zona psikologis 6.100.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 13,8 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 552 miliar di pasar reguler. Tercatat 234 saham melesat, 257 terkoreksi, sisanya 159 stagnan. Ditambah dengan transaksi negosiasi Rp 2 triliun, maka total asing net buy Rp 2,6 triliun.

Asing melakukan pembelian di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 151 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 88 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 36 miliar dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) yang dijual Rp 23 miliar.

Di sisi lain, data BEI mencatat, ada transaksi crossing atau transaksi tutup sendiri di saham PT Indointernet Tbk (EDGE) sebesar Rp 1,99 triliun. Aksi jual dan beli saham itu senilai Rp1,9 triliun sehingga total transaksi sebesar Rp 3,98 triliun.

Adapun pembelian dan penjualan saham dengan jumlah yang sama tercatat dilakukan melalui PT BCA Sekuritas sebanyak 189,92 juta saham.

Pasar saham di Asia Pasifik cenderung sepi meski indeks S&P 500 di AS mencetak rekor tertinggi baru. Soer ini, kontrak berjangka (futures) indeks saham AS juga flat di sesi pra-pembukaan.

Departemen Tenaga Kerja mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei mencapai angka 5% secara tahunan, menjadi yang tercepat sejak 2008. Inflasi inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi,menguat 3,8% atau yang tercepat dalam 3 dekade.

Kenaikan inflasi tersebut dipengaruhi harga mobil bekas yang naik lebih dari 7%, dan menyumbang sepertiga pertumbuhan IHK, menurut BLS. Kenaikan ini merupakan fenomena sesaat terkait dengan pandemi dan suplai mobil bekas.

Angka ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebelumnya memperkirakan kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus.

Di sisi lain, klaim tunjangan pengangguran baru per pekan lalu mencapai 376.000 unit, atau mirip dengan estimasi Dow Jones sebesar 370.000. Ini masih merupakan level yang terendah di era pandemi.

"Dari data yang ada, kontribusi kuat muncul dari sektor yang pulih cepat sejak pembatasan sosial terkait pandemi dilonggarkan," tutur Charlie Ripley, perencana investasi senior Allianz Investment Management, seperti dikutipCNBC International.

Hal tersebut, lanjut dia, membuktikan bahwa tekanan inflasi tidak berlangsung lama melainkan disumbang sektor yang terkait dengan arus suplai barang yakni mobil dan truk. Ekonom dalam polling Reuters memperkirakan The Fed baru mengumumkan pengurangan pembelian obligasi di pasar pada Agustus atau September, dan diikuti pemangkasan pembelian obligasi awal 2022.

Dari Eropa, Inggris melaporkan pertumbuhan ekonomi 2,3% secara bulanan pada April, atau lebih baik dari ekspektasi. Meski demikian, angka tersebut masih 3,7% di bawah level pra-pandemi pada Februari 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular