
Siap Gaspol Lagi, Bisakah IHSG Tutup di Atas 6.100?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan apresiasi 0,81% ke level 6.096,39 pada perdagangan sesi pertama Kamis (10/6/21) setelah sempat menembus level psikologis 6.100 pagi tadi.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 6,6 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 10 miliar di pasar reguler. 300 saham melesat, 178 terkoreksi, sisanya 149 stagnan.
Hari ini, para pelaku pasar dalam negeri akan menunggu publikasi data penjualan ritel RI untuk periode April 2021, yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 10.00 WIB. Kendati diprediksi masih bakal negatif secara tahunan (year on year/yoy), penjualan ritel bulan April tampaknya bakal membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
Sebelumnya, penjualan ritel Indonesia pada Maret 2021 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Namun dibandingkan periode yang sama tahun lalu masih terjadi kontraksi (pertumbuhan negatif).
Menurut hasil Survei Penjualan Eceran periode Maret 2021, penjualan eceran yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) naik 6,1% dibandingkan Februari 2021. Jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang -2,7%.
Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), penjualan ritel mengalami kontraksi. Pada Maret 2021, IPR turun 14,6% yoy meski membaik ketimbang Februari 2021 yang terkontraksi 18,1% yoy.
Sementara untuk April 2021, BI memperkirakan penjualan ritel akan meningkat baik secara bulanan maupun tahunan. Untuk bulanan, diperkirakan terjadi pertumbuhan 11,4% sementara tahunan naik 9,8%.
Trading Economics meramal penjualan ritel April masih akan minus 10% secara tahunan.
Untuk keseluruhan kuartal I-2021, penjualan ritel tumbuh -16,3% yoy. Sedikit membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang -16,8% yoy.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.125. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.050.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 67 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500