
Stok Malaysia Naik, tapi Harga CPO Mampu Menguat Tipis!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Malaysia menguat tipis hingga sesi istirahat siang perdagangan hari ini setelah tertekan beberapa hari terakhir.
Kamis (10/6/2021), harga kontrak CPO pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatif naik 23 ringgit atau menguat 0,6% ke RM 3.894/ton. Kemarin harga minyak nabati ini ditutup di level terendah dalam satu bulan terakhir.
Sesuai dengan perkiraan para analis, stok minyak sawit di Malaysia mengalami kenaikan. Namun peningkatannya tak sebesar yang diramalkan konsensus. Data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan persediaan minyak sawit Negeri Jiran di akhir Mei naik 1,5% dari bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton.
Kenaikan tersebut diakibatkan oleh peningkatan produksi dan melemahnya ekspor. Produksi CPO naik 2,84% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton sementara ekspor melemah 6% secara bulanan menjadi 1,27 juta ton.
Pelemahan ekspor adalah hal yang wajar mengingat India sebagai importir terbesar minyak sawit dunia mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang membuat Negeri Bollywood harus harus kembali menerapkan lockdown secara ketat.
Di India, minyak sawit lebih banyak digunakan untuk konsumsi. Namun bukan rumah tangga yang menjadi konsumen utamanya. Minyak nabati ini lebih banyak digunakan di sektor hotel, restoran dan katering (horeka).
Lockdown bertujuan untuk membatasi pergerakan masyarakat sehingga sektor horeka jelas menjadi salah satu yang paling terdampak. Konsumsi minyak sawit menjadi turun. Namun seiring dengan penurunan kasus infeksi, India secara bertahap melonggarkan pembatasannya.
Ada harapan bahwa permintaan akan berangsur membaik. Hanya saja para ilmuwan tetap memberikan peringatan bahwa kasus Covid-19 di India bisa saja kembali meningkat. Berdasarkan perkiraan para ilmuwan India berpotensi mendapatkan serangan gelombang ketiga akhir tahun ini.
Bagaimanapun juga data resmi stok minyak sawit masih lebih rendah dari perkiraan pasar. Survei Reuters sebelumnya menunjukkan bahwa stok diestimasi naik hingga 6% secara bulanan menjadi 1,64 juta ton. Sementara untuk produksi diperkirakan meningkat menjadi 1,58 juta ton.
Beralih ke dalam negeri, peningkatan kasus infeksi Covid-19 juga terjadi wilayah perkebunan kelapa sawit di Riau. Reuters melaporkan, asosiasi pengusaha kelapa sawit nasional (GAPKI) meminta protokol Covid-19 diperketat di lingkungan perkebunan.
"Dengan bertambahnya kasus, kami menyusun dan memberikan rujukan protokol kesehatan terperinci, yang akan kami imbau untuk semua anggota agar merujuk ke sana," kata Jatmiko K. Sentosa, ketua GAPKI cabang Riau.
Dengan tetap beroperasinya sektor perkebunan kelapa sawit Malaysia di tengah lockdown dan jika dampak peningkatan Covid-19 di Indonesia terutama di wilayah perkebunan bisa diatasi maka prospek kenaikan produksi tetap ada sehingga bisa membuat harga turun seiring dengan masuknya periode musiman peningkatan output.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trader Mau Pada Liburan & Profit Taking, Harga CPO Ambruk 3%