
Sabodo Teuing Wall Street Merah, Rupiah Tetap Gagah!

IKK adalah salah satu data berjenis kelamin leading indicator atau indikator mula. Indikator semacam ini memberi gambaran bagaimana arah perekonomian ke depan. Melihat data IKK, sepertinya arah konsumsi masyarakat bakal ke utara alias naik.
Hal ini terkonfirmasi oleh data berikutnya yaitu alokasi penghasilan masyarakat. Pada Mei 2021, porsi penghasilan yang dipakai untuk berbelanja (prospensity to consume) adalah 75,8%. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 75,5% dan menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2012. Seiring peningkatan konsumsi, porsi penghasilan untuk ditabung dan membayar cicilan pun berkurang.
Ingat, konsumsi rumah tangga adalah kontributor utama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dari sisi pengeluaran. Kontribusinya lebih dari separuh.
Oleh karena itu, ada tendensi konsumsi rumah tangga bakal tumbuh tinggi kalau melihat hasil Survei Konsumen. Saat konsumsi melesat, maka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan bakal terangkat.
Prospek ekonomi yang cerah ini membuat investor tetap berkenan masuk ke pasar keuangan Indonesia. Hasilnya, rupiah mampu menguat meski bursa saham AS ditutup merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)