
Rupiah Kuat, Dolar Australia Naik Tipis ke Rp 11.040/AU$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat tipis melawan rupiah pada perdagangan Rabu (9/6/2021) merespon pernyataan salah satu satu pejabat bank sentralnya (Reserve bank of Australia/RB). Meski demikian rupiah cukup kuat setelah rilis data ekonomi dari dalam negeri.
Pada pukul 13:52 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.040,05, dolar Australia menguat tipis 0,1% di pasar spot melansir data Refinitiv.
Asisten Gubernur RBA, Christopher Kent yang berbicara dalam acara KangNews Debt Capital Markets Summit mengatakan melihat prospek yang bagus terhadap pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan menaikkan upah serta inflasi.
Pernyataan tersebut menumbuhkan optimisme akan terus membaiknya perekonomian Negeri Kanguru pasca merosot akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Australia sudah resmi lepas dari resesi pada kuartal I-2021. Di awal bulan ini, Biro Statistik Australia melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 1,1% di kuartal I-2021 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Pertumbuhan tersebut nyaris 2 kali lipat lebih tinggi dari konsensus di Trading Economics sebesar 0,6% YoY. Pertumbuhan tersebut merupakan yang pertama setelah mengalami kontraksi (tumbuh negatif) dalam 3 kuartal beruntun.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB mengalami kontraksi dua kuartal beruntun secara YoY. Artinya, di kuartal I-2021, dengan PDB yang tumbuh, Australia sudah lepas dari resesi.
Meski sedang mendapat sentimen positif, tetapi dolar Australia belum bisa melaju kencang, sebab rupiah cukup kuat merespon data keyakinan konsumen.
Konsumen Indonesia semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.
"Keyakinan konsumen terpantau membaik pada sebagian besar kategori tingkat pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di enam kota yang disurvei, tertinggi di kota Medan, diikuti oleh Surabaya dan Manado," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (9/6/2021).
Konsumen yang semakin pede, menjadi indikasi peningkatan konsumsi, yang semakin menguatkan ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
