Saham vs Obligasi, Mana Lebih Seksi Tahun Ini?

Tirta, CNBC Indonesia
09 June 2021 15:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Tema tahun 2021 adalah tahun pemulihan ekonomi dari resesi. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia berada di angka 4,1% - 5,1%. Pemerintah masih optimis pertumbuhan ekonomi bisa digenjot ke angka 5%. Sementara konsensus ekonom cenderung lebih konservatif di kisaran 4,5%. 

Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif laba per saham (Earning Per Share/EPS) juga akan ikut terdongkrak. Dengan skenario pertumbuhan ekonomi di kisaran 4-5% maka akan ada pertumbuhan EPS setidaknya 30% tahun ini menurut estimasi analis. 

Secara valuasi menggunakan metode forward Price to Earnings (P/E), IHSG ditransaksikan di kisaran rata-ratanya dalam lima tahun terakhir. Namun jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang masih satu kawasan rasio P/E IHSG masih lebih rendah sehingga menawarkan potensi yang menarik. 

Rasio forward PE Indonesia masih berada di kisaran 15x sementara bursa saham lain seperti Thailand, Filipina dan India berada di kisaran 17x. 

Beralih ke instrumen pendapatan tetap terutama untuk SBN tenor 10 tahun yang memberikan kupon tetap 6,5% per tahun, secara valuasi terbilang ditransaksikan secara fair valued karena yield saat ini berada di 6,437% hanya terpaut 6,3 bps yang mendekati coupon rate-nya. Artinya harga obligasi pemerintah seri acuan ini on par dengan face value-nya. 

Jika mempertimbangkan inflasi 1,68% di bulan Mei, maka imbal hasil riil surat utang pemerintah Indonesia masih berada di kisaran 4,77%.

Dengan imbal hasil riil tersebut maka surat utang Indonesia masih jauh lebih menarik dibandingkan dengan instrumen investasi sejenis Brazil, China, Malaysia, Mexico, Thailand dan Turki yang memberikan imbal hasil riil lebih rendah dari 4%. 

Jika menggunakan perhitungan fair yield model dengan mempertimbangkan suku bunga acuan, nilai tukar, premi risiko dan imbal hasil surat utang pemerintah AS di level saat ini maka valuasi wajar surat utang pemerintah RI seri acuan 10 tahun harusnya memberikan imbal hasil senilai 6,45%. Artinya untuk perdagangan terakhir surat utang pemerintah RI ditransaksikan sedikit lebih premium dibandingkan dengan nilai wajarnya. 

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular