
Ada Bank 'Mini' IPO di Harga Premium Rp 4.000, Kemahalan Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia- Bank yang terafiliasi dengan Wings Group, PT Bank Multiarta Sentosa (Bank Mas) berencana mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni ini lewat mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Berdasarkan prospektus IPO yang dipublikasikan di media massa, perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 186.176.500 saham atau sekitar 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp 3.000 sampai dengan Rp 4.000 per saham.
Dengan demikian, dari gelaran IPO ini, perseroan diperkirakan akan meraih dana segar senilai Rp 558,53 miliar sampai dengan Rp 744,71 miliar.
Bersamaan dengan IPO tersebut, perseroan juga menerbitkan waran seri pertama sebesar 17,65% dari total seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Sehingga, nilai saham yang ditawarkan dalam penawaran umum saham perdana secara keseluruhan sebanyak-banyaknya Rp 774,71 miliar.
Rencananya, dana yang diperoleh dari penawaran umum tersebut akan digunakan sebesar 85% untuk penyaluran kredit dan 15% untuk pengembangan digital banking.
"Rencana pengembangan digital banking akan dilaksanakan pada 2021 dan 2022," tulis manajemen Bank Mas, dikutip Selasa (8/6/2021).
Saat ini, pengembangan digital banking tersebut masih dalam tahap melakukan pemilihan vendor.
Adapun fokus pengembangan digital banking tersebut antara lain pengembangan layanan self-service pada kantor bank, customer on boarding, serta pengembangan layanan virtual account, QR Code debit dan cardless cash withdrawal (tarik tunai tanpa kartu).
Sebagai informasi Bank Mas ini masih masuk kategori 'bank mini' dengan modal inti Rp 1,89 triliun di tahun lalu, alias bank umum kelompok usaha (BUKU) II (modal inti Rp 1-5 triliun).
Masa penawaran umum dijadwalkan akan dilaksanakan pada 23-25 Juni 2021. Adapun, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 29 Juni 2021. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT BCA Sekuritas.
Datangnya Bank Mas tentu saja akan meramaikan pasar modal dalam negeri apalagi akhir-akhir ini saham bank mini sedang liar dan aktif diperdagangkan bahkan berberapa emiten bank-bank gurem tersebut sudah melesat kencang ratusan persen.
Para investor berspekulasi terhadap konsolidasi perbankan sebagai konsekuensi dari aturan regulator, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020, bank diharuskan memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun akhir tahun lalu, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022.
Hal Ini menyebabkan bank-bank dengan modal cekak harus mencari investor strategis untuk menyuntikkan modal dimana kesempatan ini dimanfaatkan oleh startup-startup lokal maupun asing untuk berburu bank yang nantinya akan ditransformasikan sebagai bank digital dan dikawinkan dengan aplikasi gerbang pembayaran atau fintech startup tersebut.
Akan tetapi melihat harga penawaran saham Bank Mas dengan nominal yang terbilang cukup tinggi tentu saja dapat membuat para pelaku pasar ragu-ragu untuk ikut mengantre IPO Bank Mas di pasar perdana.
Bayangkan saja harga nominal penawaran IPO Bank Mas di angka Rp 3.000- Rp 4.000/saham cukup premium jika dibandingkan dengan harga bank-bank papan atas di BEI, sebut saja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk(BBRI) di Rp 4.250, PT Bank Negara Indonesia Tbk(BBNI) Rp 5.525/saham, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk(BBTN) di Rp 1.605/saham.
Jadi apakah memang saham Bank Mas tergolong mahal?
Bagaimana prospek Bank Mas untuk menjadi target pembelian startup?
Apakah mungkin akan ada aksi korporasi lanjutan?
NEXT: Simak ulasan berikut
