Emiten Menara Menteri Sandi Uno Cetak Laba Rp 265 M Q1-2021

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 June 2021 17:05
Transaksi Jumbo Pada Saham TBIG (CNBC Indonesia TV)
Foto: Transaksi Jumbo Pada Saham TBIG (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara telekomunikasi yang terafiliasi dengan pengusaha Sandiaga Uno, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 265,90 miliar pada periode kuartal pertama tahun ini.

Laba bersih tersebut tercatat mengalami kenaikan sebesar 16,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 228,53 miliar.

Kenaikan laba bersih TBIG tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan sebesar 12,7% menjadi 1,42 triliun dengan perolehan EBITDA sebesar Rp 1,23 triliun. Jika triwulan pertama ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp5,68 triliun dan Rp 4,95 triliun.

CEO TBIG, Hardi Wijaya Liong mengungkapkan, perseroan mencatatkan pertumbuan organik melalui penambahan 811 penyewaan kotor yang terdiri dari 252 sites telekomunikasi dan 559 kolokasi. Pertumbuhan pesanan kolokasi yang berkelanjutan tersebut menghasilkan rasio kolokasi tertinggi hingga saat ini sebesar 1,98 kali.

"Bisnis kami terus berlanjut untuk menunjukkan ketahanannya dengan pertumbuhan organik yang kuat di saat kami melalui pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung," ungkap Hardi, dalam keterangan resmi, Selasa (8/6/2021).

TBIG tercatat memiliki 32.612 penyewaan dan 16.501 sites telekomunikasi per 31 Maret 2021. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 16.390 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 32.501, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,98x.

Sementara itu, CFO TBIG Helmy Yusman Santoso menuturkan, sampai dengan 31 Maret 2021, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp26.834 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp11.577 miliar.

Total pinjaman kotor (gross debt) dan total pinjaman senior (gross senior debt) pada kuartal pertama 2021 meningkat karena penarikan pinjaman bank untuk mendanai pembelian 3.000 aset menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) yang ditempatkan sebagai saldo kas menunggu penyelesaian transaksi ini pada awal April 2021.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp 5,11 triliun, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 21,72 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp 6,46 triliun. Adapun, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,3x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,4x.

"Pada kuartal pertama 2021, kami berhasil memperpanjang rata-rata jangka waktu dan profil jatuh tempo utang kami," kata dia.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-tiba Emiten Menara Sandi Setop Obligasi Rp 7 T, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular