
Meski Naik 0,64% & Asing Belanja, IHSG Tak Mampu Lewati 5.800

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup sedikit di bawah level 5.800 setelah naik 0,64% ke level 5.797,22 pada perdagangan Kamis (20/5/21).
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 10,5 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 135 miliar di pasar reguler. Tercatat 232 saham terapresiasi, 218 terkoreksi, sisanya 168 stagnan.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 190 miliar dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Rp 80 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang dilego Rp 116 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dijual Rp 27 miliar.
Dari Paman Sam, Rilis yang ditunggu-tunggu sudah dipublikasikan. Tepat pukul 01.00 WIB dini hari bank sentral AS risalah tersebut diunggah ke situs resminya. Notulen rapat pengambil kebijakan The Fed pada 27-28 April lalu itu memberikan sinyal yang dicari pasar.
Inflasi bulan lalu tercatat mencapai 4,2%. Jika dihitung secara tahunan pertumbuhannya merupakan yang paling tinggi sejak 2008. Namun secara bulanan paling tinggi dalam tiga dekade terakhir.
Sasaran target inflasi The Fed berada di kisaran rata-rata 2%. Jelas jika inflasi terus merangkak naik, The Fed harus segera ambil ancang-ancang untuk mengetatkan kebijakan moneter agar ekonomi tidak overheat.
Investor juga perlu mencermati rilis data makro berupa perdagangan internasional Indonesia yang akan dilaporkan BPS hari ini. Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus di April 2021. Angka surplus terjadi ketika ekspor lebih tinggi dari impor.
Angka ekspor pada April 2021 mencapai US$ 18,48 miliar sementara angka impor mencapai US$ 16,29 miliar.
Dengan ini maka surplus terjadi pada neraca dagang mencapai US$ 2,19 miliar. Surplus ini sudah terjadi dalam 12 bulan beruntun.
Demikian laporan BPS yang disampaikan Kepala BPS,Suhariyanto, Kamis (20/5/2021).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan, ekspor tumbuh 43,92% dibandingkan April 2020 (year-on-year/yoy).Sementara impor diperkirakan tumbuh 30,7% yoy. Kemudian neraca perdagangan 'diramal' surplus US$ 1,17 miliar.
Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,2%-5,8% atau lebih tinggi dari proyeksi tahun ini. Target itu sudah mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19 yang masih ada, namun terkendali.
"Pertumbuhan ekonomi diasumsikan sebesar 5,2-5,8%," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat penyampaian KEM PPKF RAPBN 2022 di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/5/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500