
Anthoni Salim Tak Ada di Pemegang Saham, Ini Kata Bos BCA!

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa nama bos besar Grup Indofood Anthoni Salim memang sudah tak ada di daftar pemegang saham di atas 5% yang wajib dilaporkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal itu lantaran kepemilikan sahamnya sudah tercampur dengan pemegang saham publik di bawah 5% di bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal Indonesia ini.
"[Porsi kepemilikan saham Anthoni Salim di BBCA] ada di bagian dari [dari] publik tercampur," jelas Jahja kepada CNBC Indonesia, pada Jumat lalu (4/6/2021).
Per 31 Mei lalu, data laporan pemegang saham mencatat, saham terbesar BBCA dipegang oleh PT Dwimuria Investama sebesar 54,95% atau sebanyak 13.545.990.000, sementara pemegang saham publik (di bawah 5%) sebanyak 45,06% atau 11.109.020.000.
Adapun pemegang saham Dwimuria adalah Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono, sehingga pemegang saham pengendali terakhir BCA yakni kedua crazy rich Indonesia ini. Komposisi saham yang dimiliki pemegang saham publik, sebesar 2,49%, juga dimiliki oleh pihak-pihak yang terafiliasi dengan Dwimuria Investama Andalan.
Majalah Forbes sebelumnya menobatkan Bambang bersama saudaranya, Budi Hartono, sebagai orang terkaya Indonesia per Desember 2019. Keduanya ditaksir memiliki kekayaan sekitar US$ 37,3 miliar atau sekitar Rp 522,20 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Nilai kekayaan ini bertambah dari nilai yang dihitung Forbes sebelumnya yakni US$ 37,1 miliar, menjadikan Hartono bersaudara berada di posisi teratas selama 11 tahun berturut-turut sebagai orang terkaya di Indonesia.
Berdasarkan data Tim Riset CNBC Indonesia, dengan menelusuri laporan keuangan BCA, per kuartal II atau akhir Juni 2020, nama Anthoni Salim, generasi kedua Grup Salim, memang sudah tidak ada lagi sebagai pemilik saham BBCA.
Padahal, menilik laporan keuangan kuartal I-2020, per 31 Maret 2020, Anthoni Salim masih tercatat menggenggam 434.079.976 saham atau sekitar 1,76% dari total saham BBCA.
Seiring dengan itu, pada laporan keuangan per 30 Juni 2020, terjadi peningkatan pada komposisi pemegang saham publik (kepemilikan di bawah 5%). Kenaikan tersebut sebesar 1,76% dari sebelumnya pada akhir Maret 2020 sebesar 43,11% menjadi 44,87%
Pada laporan keuangan BCA kuartal I 2021 pun, nama Anthoni Salim tidak muncul di daftar komposisi pemegang saham perusahaan.
Apabila menelisik ke belakang, porsi kepemilikan Anthoni di saham BBCA tercatat stabil sebesar 1,76% setidaknya sejak 2006 silam. Kala itu, jumlah saham yang dikuasai Anthoni sebesar 217.039.988 saham. Adapun pada 2004 dan 2005, porsi kepemilikan Anthoni mencapai, secara berturut-turut, 1,82% dan 1,77%.
Catatan saja, sejak akhir 2008, jumlah saham Anthoni menjadi sebesar 434.079.976 saham seiring dengan pemecahan nilai nominal saham (stock split) BBCA pada 2008 dengan rasio 1 : 2. Dengan stock split ini, rasio kepemilikan saham Anthoni masih tetap sebesar 1,76%.
Data BEI mencatat, pada perdagangan awal sesi I, Selasa ini (8/6), saham BBCA naik 0,23% di posisi Rp 32.725/saham dengan nilai transaksi Rp 50 miliar, dan kapitalisasi pasar BCA tembus Rp 807 triliun. Sepekan saham BBCA naik 2,67% dan year to date saham BCA minus 3,32%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit BCA Tumbuh 8,2% YoY Pada 2021
