
Kredit BCA Tumbuh 8,2% YoY Pada 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan pertumbuhan total kredit sebesar 8,2% secara tahunan (YoY) pada 2021, sejalan dengan pemulihan perekonomian nasional.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan kredit terjadi hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR.
"Penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemi, sementara untuk segmen UKM dan KPR juga mampu melebihi capaian di tahun 2019," ujarnya dalam konferensi pers Kamis (27/1/2022).
Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% YoY mencapai Rp 286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% YoY menjadi Rp 97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% YoY menjadi Rp 195,8 triliun.
Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% YoY menjadi Rp36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% YoY menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1% YoY menjadi Rp148,4 triliun.
"Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,2% YoY menjadi Rp637,0 triliun di Desember 2021, lebih tinggi dari target pertumbuhan 6%," ujar Jahja.
Pada 2021, penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan mencapai Rp154,4 triliun atau naik 20,9% YoY, jauh di atas target pertumbuhan 5,5%.
Nilai ini berkontribusi 24,8% bagi total portofolio kredit, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan yang berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, produk eco-efficient, pengelolaan air dan air limbah, hingga efisiensi energi.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
Di sisi pendanaan, CASA tumbuh 19,1% YoY mencapai Rp767,0 triliun, berkontribusi hingga 78,6% dari total dana pihak ketiga. Deposito juga tumbuh 6,1% YoY menjadi Rp208,9 triliun.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 16,1% YoY menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2% YoY mencapai Rp1.228,3 triliun. Solidnya pendanaan CASA ditopang oleh kepercayaan nasabah, serta kemudahan dan keandalan bertransaksi.
Dalam mengembangkan platform perbankan transaksi, BCA memperkuat ekspansi ekosistem digital melalui kolaborasi dengan mitra strategis serta melakukan berbagai inovasi layanan digital.
Pada tahun 2021, total volume transaksi naik 42% YoY, terutama didukung oleh transaksi pada mobile banking yang tumbuh sebesar 60% YoY. Hal ini selaras dengan kenaikan jumlah rekening nasabah BCA sebesar 16% YoY mencapai 29 juta di akhir tahun 2021, yang sebagian besar berasal dari layanan pembukaan rekening secara online.
Secara keseluruhan, BCA dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp31,4 triliun di tahun 2021, atau tumbuh 15,8% YoY.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BCA Ungkap Tak Semua Nasabah Canggih Soal Digital Banking