Roundup

Cari Cuan? Cek Dulu 7 Kabar Pasar Ini, Garuda hingga BIRD

Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 June 2021 08:40
Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pencatatanĀ saham yang akan dilakukan oleh startup teknologi dalam negeri makin dekat, ditandai dengan diakomodasinya berbagai kebutuhan pelaku industri ini oleh para pemangku kepentingan atauĀ stakeholders.

Selain itu, juga terdapat kabar upaya pemulihan kinerja dari emiten dan beberapa perusahaan publik yang dipantau pergerakan sahamnya oleh bursa.

CNBC Indonesia telah merangkum tujuh peristiwa aksi korporasi yang terjadi pada perdagangan Senin kemarin (7/6/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelumnya perdagangan akhir pekan Selasa (8/6/2021) dibuka.

1. Sedang Sulit, Garuda Pulangkan Dua Boeing 737-800 ke Lessor

Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mempercepat penyelesaian masa sewa armada pesawat kepada lessor sebelum waktu jatuh tempo. Ini merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan perusahaan untuk mengintensifkan pemulihan kinerja perusahaan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan langkah strategis tersebut salah satunya ditandai dengan pengembalian dua armada Boeing 737-800 NG kepada salah satu lessor pesawat.

"Percepatan pengembalian armada yang belum jatuh tempo masa sewanya, merupakan bagian dari langkah strategis Garuda Indonesia dalam mengoptimalisasikan produktivitas armada dengan mempercepat jangka waktu sewa pesawat. Hal ini merupakan langkah penting yang perlu kami lakukan di tengah tekanan kinerja usaha imbas pandemi COVID-19 dimana fokus utama kami adalah penyesuaian terhadap proyeksi kebutuhan pasar di era kenormalan baru," kata Irfan dalam keterangannya, Senin (7/6/2021).

2. Bukalapak-GoTo Mau Listing, Kapan Aturan SPAC Bursa RI Kelar?

Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengakomodasi perusahaan teknologi besar agar mencatatkan saham di bursa saham dalam negeri lewat mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Salah satu regulasi yang sedang disiapkan ialah BEI akan memperbolehkan perusahaan cek kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC), yang belum memiliki operasional perusahaan untuk melantai di BEI.

SPAC didirikan secara khusus untuk menggalang dana melalui IPO dengan tujuan melakukan merger, akuisisi, atau pembelian saham terhadap satu atau lebih perusahaan, biasanya SPAC diberikan waktu maksimal 24 bulan untuk mendapatkan target perusahaan yang akan diakusisi/merger sesuai dengan yang dituangkan dalam prospektus.

3. Resmi Berdamai, Ini Kesepakatan Bosowa & Kookmin di Bukopin

Bosowa Corporindo dan KB Kookmin Bank menyatakan telah menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi, dan sepakat mengembangkan hubungan yang berorientasi kerja sama ke depannya. Berdasarkan salinan pernyataan bersama yang diterima oleh CNBC Indonesia, Bosowa dan Kookmin sepakat proses normalisasi PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menjadi prioritas utama.

Untuk itu, keduanya setuju untuk melakukan pencabutan segala tuntutan hukum. Kedua perusahaan ini juga sepakat tidak lagi melakukan tuntutan hukum dalam bentuk apapun di kemudian hari yang bisa mengganggu normalisasi KB Bukopin.

"KB Kookmin Bank berkomitmen melakukan yang terbaik demi memulihkan kepercayaan nasabah serta meningkatkan nilai perusahaan Bank KB Bukopin. Bosowa Berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap tata kelola KB Bukopin dan peningkatan hubungan eksternal," tulis Joint Statement yang diterima CNBC Indonesia, Senin (7/6/2021).

NEXT: Simak kabar emiten lainnya

4. Erick Kawinkan BUMN RI dengan BUMN China Garap Infrastruktur

Perusahaan karya BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan membentuk aliansi strategis pembangunan infrastruktur transportasi dan industri lainnya di Indonesia dengan BUMN China, China Communications Construction Company Co. Ltd (CCCC).

Kedua perusahaan telah menandatangani Master Agreement untuk menciptakan sinergi dengan prinsip saling menguntungkan, efisien, efektif, dan profesional.

Kerja sama antara kedua perusahaan mencakup pengembangan infrastruktur transportasi dan industri lainnya seperti proyek tol Kayu Agung - Palembang - Betung, tol Ciawi - Sukabumi, Pipa Distribusi BBM Cikampek - Plumpang, Revetment Pelabuhan Benoa Bali, serta beberapa proyek infrastruktur lainnya.

5. Ciptadana Batal Jual DIRE Hotel Padjajaran, Ada Apa?

PT Ciptadana Asset Management mengumumkan membatalkan penjualan produk Dana Investasi Real Estate (DIRE) Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran. Hal ini disebabkan belum adanya peminat produk investasi tersebut.

Direktur Utama Ciptadana Asset Management, Rianty Komarudin, dalam keterangannya mengungkapkan perseroan membatalkan penjualan aset DIRE, tapi Ciptadana juga tetap mencatatkan DIRE atau real estate investment trust (REITs) tersebut di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil RUPUP pada 2 Oktober 2020 dengan agenda mengenai persetujuan aset DIRE Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran yang dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dimiliki kurang dari 2 tahun yang dapat mengakibatkan pelunasan seluruh unit penyertaan yang diterbitkan disebutkan, pertama, proses penjualan aset DIRE telah dilakukan baik melalui kolega-kolega maupun broker properti.

6. Alert! Saham Bank Hary Tanoe & Emiten CPO Sedang Diawasi BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyoroti pergerakan Emiten perkebunan karet dan sawit PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) dan emiten perbankan Grup MNC PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), seiring dengan peningkatan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada kedua saham tersebut.

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal," jelas P.H Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Endra Febri Styawan dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy, dikutip CNBC Indonesia, Senin (7/6/2021).

Menurut amatan pihak bursa, informasi terakhir mengenai JAWA adalah informasi 31 Mei 2021 yang dipublikasikan melalui website BEI terkait penyampaian bukti iklan informasi laporan keuangan tahunan.

7. Diam-diam Bos Blue Bird Borong Saham BIRD, Berapa Duit yah?

Direktur PT Blue Bird Tbk (BIRD) Adrianto Djokosoetono yang juga salah satu 'pewaris' grup bisnis ini membeli sebanyak 801.000 saham perusahaan dalam empat kali transaksi harga berbeda.

Dengan pembelian tersebut, maka porsi kepemilikan saham Adrianto di BIRD bertambah menjadi 124.799.600 saham (4,988%) dari sebelumnya 123.998.600 saham (4,956%).

Pembelian itu dilakukan pada 2 Juli lalu dengan empat kali transaksi di harga Rp 1.235 (121.000 saham), Rp 1.240 (120.000 saham), Rp 1.245 (300.000 saham), dan Rp 1.250 (260.000 saham).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular