Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk kesekian kalinya investor cryptocurrency alias kripto mendapat tekanan lagi, dan lagi-lagi dari China, negara komunis yang dipimpin Presiden Xi Jinping.
Setelah sebelumnya pemerintahan Xi Jinping menegaskan akan membuat aturan lebih ketat untuk melindungi sistem keuangan dari bitcoin cs, dan menindak para penambang dan perilaku perdagangan kripto, kali ini ancaman China bukan isapan jempol.
Pemerintah China akhirnya memutuskan untuk memblokir akun-akun di media sosial yang berkaitan dengan bitcoin cs.
Melansir Reuters, selama akhir pekan, akses ke beberapa akun yang berkaitan dengan cryptocurrency di Weibo diblok. Pemerintah China bahkan menulis pesan yang mengatakan setiap akun itu "melanggar hukum dan aturan".
"Ini Hari Penghakiman untuk kripto", tulis komentator bitcoin Weibo yang menyebut dirinya "Woman Dr. bitcoin mini". Akun utamanya juga diblokir pada hari Sabtu (5/6/2021).
Pembekuan di Weibo terjadi ketika media China melaporkan banyaknya penipuan terkait perdagangan kripto. Tak hanya Xinhua, penipuan ini juga dilaporkan CCTV.
CCTV bahkan mengatakan cryptocurrency adalah aset yang diatur dengan ringan yang sering digunakan dalam perdagangan pasar gelap, pencucian uang, penyelundupan senjata. Bahkan kripto digunakan untuk perjudian dan transaksi narkoba.
Sebenarnya, sentimen China ke bitcoin cs telah dimulai sejak beberapa minggu lalu. Kala itu pihak berwenang menegaskan bahwa lembaga keuangan tidak boleh terlibat dalam bisnis cryptocurrency seperti perdagangan atau membantu menukar fiat menjadi koin digital.
Namun larangan ini menyurutkan antusiasme warga China dalam membeli mata uang kripto ini. Cara mereka untuk keluar dari larangan ini adalah dengan menggunakan platform perdagangan crypto-to-crypto seperti membeli bitcoin dengan stable coin yang terhubung dengan dolar AS yang disebut tether (USDT).
NEXT: Harga Bitcoin cs rebound
Pemerintah China, lewat Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Dewan Negara, sudah menegaskan bahwa dibutuhkan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi sistem keuangan.
"Perlu untuk menindak penambangan Bitcoin dan perilaku perdagangan, dan dengan tegas mencegah transmisi risiko individu ke bidang sosial," tulis pernyataan Tiongkok dikutip dari CNBC International.
Kekhawatiran China terhadap aktivitas penambangan dan transaksi kripto lantaran kegiatan tersebut dinilai menjadi pusat sejumlah masalah. Penambangan Bitcoin dilakukan oleh komputer dengan penggunaan energi yang besar, yang kemungkinan mencemari lingkungan.
"Penting pula untuk menjaga kelancaran pasar saham, utang, dan valuta asing, menindak keras kegiatan sekuritas ilegal, dan menghukum berat kegiatan keuangan ilegal," lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan resmi dari China pada pekan ini menyusul langkah badan pemerintah pada Jumat lalu yang telah telah melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang terkait dengan transaksi mata uang kripto.
Negara ini bahkan telah memperingatkan investor agar tidak melakukan perdagangan mata uang kripto yang dianggap pemerintah spekulatif, selain karena China tengah membuat mata uang digital sendiri yang akan dikeluarkan otoritas moneter.
Tak hanya China, pemerintah Presiden AS Joe Biden juga bersikap keras pada penambang illegal Bitcoin. Departemen Keuangan AS menyebutkan akan meminta pelaporan mengenai adanya transfer kripto dengan nominal lebih dari US$ 10.000, layaknya transaksi uang tunai.
Dari sisi harga, pada perdagangan Senin malam pukul 21.29 WIB mengacu data Investing, harga harga bitcoin menguat menjadi US$ 36.064/koin, minus 0,12% atau setara Rp 516 juta/koin, ethereum US$ 2.784/koin, naik 2,87% dan dogecoin turun 2,06% jadi US$ 0,36/koin.
Senin pagi kemarin, mayoritas mata uang kripto berhasil rebound setelah pada perdagangan akhir pekan lalu sempat mengalami pelemahan.
Berdasarkan data dari Investing pukul 09:00 WIB kemarin, harga Bitcoin menguat 1,62% ke level US$ 36.697,20/koin, ethereum meroket 4,23% ke US$ 2.792,92/koin (Rp 39.924.791/koin).
Berikutnya Litecoin tumbuh 2,415 ke US$ 180,38/koin (Rp 2.582.592/koin), Chainlink melesat 2,62% ke posisi US$ 28,06/koin (Rp 401.404/koin), Ripple melonjak 3,61% ke US$ 0,968/koin (Rp 13.844/koin), dan Cardano terapresiasi 2,59% ke US$ 1,715/koin (Rp 24.519/koin).