Harga CPO Kuat di Atas RM 4.000, Ini Penyebabnya

Market - Tirta, CNBC Indonesia
07 June 2021 13:45
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) acuan Negeri Jiran menguat sepekan lalu meski Malaysia tengah lockdown. Hari ini, Senin (7/6/2021) Malaysia libur nasional memperingati hari lahir Yang Dipertuan Agong. 

Sepanjang minggu lalu, harga kontrak CPO pengiriman Agustus di bursa Malaysia Derivatif Exchange melesat hampir 3% atau tepatnya 2,97% secara point-to-point ke level RM 4.129/ton.

Kenaikan harga minyak mentah dunia akibat ekspektasi kenaikan permintaan di paruh kedua berimbas positif untuk harga minyak nabati unggulan ekspor Indonesia dan Malaysia ini. 

riset terbaru Refinitiv menunjukkan adanya potensi penurunan output minyak sawit Negeri Jiran sebesar 1% di tahun 2021 menjadi 18,8 juta ton dikarenakan musim hujan bulan lalu.

Harga minyak sawit mentah Negeri Jiran melesat di kala Malaysia tengah menerapkan pembatasan wilayah (lockdown) untuk dua pekan ke depan yang dimulai pada akhir pekan lalu.

Meskipun aktivitas perkebunan kelapa sawit tidak dibatasi seketat sektor lain, tetapi permasalahan kekurangan tenaga kerja belum sepenuhnya terselesaikan, sehingga menjadi upside risk untuk harga CPO.

Sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah RI, Malaysia banyak mengandalkan tenaga kerja asing untuk sektor perkebunannya terutama sawit.

Pembatasan mobilitas menjadi ancaman bagi permasalahan ketersediaan tenaga kerja yang tadinya akut menjadi kronis.

Sebelumnya, pengumuman lockdown total disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin.

"Hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang akan diizinkan untuk beroperasi," ujar Muhyiddin dilansir Straits Times, Sabtu (29/5/2021) lalu.

Desakan untuk lockdown total sudah muncul sebelum keputusan Muhyiddin. Sebelumnya, Sultan Negara Bagian Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, meminta pemerintah Malaysia mempertimbangkan penguncian penuh alias "full lockdown".

Kenaikan kasus Covid-19 di Malaysia bahkan lebih mengerikan ketimbang India jika melihat salah satu indikator epidemiologi berupa kenaikan kasus per 1 juta penduduk di Malaysia sudah lebih tinggi dibandingkan dengan India.

Berdasarkan catatan CNBC International, rata-rata kasus infeksi virus corona (Covid-19) harian di Malaysia per satu juta orang mencapai angka 205, jauh lebih tinggi ketimbang India yang mencapai 150.

Populasi Malaysia memang tak sebesar India karena hanya menampung 32 juta penduduk. Jelas jauh sekali jika dibandingkan dengan Negeri Bollywood. Namun jika angka pertambahan kasus harian per satu juta penduduknya lebih tinggi maka sudah jelas Malaysia sedang dalam keadaan darurat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Joss! Harga CPO Melesat 2%, Nyaris ke RM 3.749/ton


(twg/twg)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading