Musim Hujan China Berkah Buat Batu Bara RI, HBA ke US$ 100

Tirta, CNBC Indonesia
03 June 2021 10:35
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Batu Bara Acuan (HBA) Indonesia di bulan Juni tembus US$ 100,33/ton. Tren penguatan harga batu bara Newcastle yang didukung dengan ketatnya pasokan domestik China mendorong HBA terus menerus mengalami penguatan. 

Sejak minggu kedua bulan Mei lalu, harga batu bara termal Newcastle konsisten berada di atas US$ 100/ton. Pada akhir Mei lalu harga batu bara tembus rekor tertinggi baru untuk tahun ini di US$ 118,9/ton yang juga merupakan harga tertinggi dalam satu dekade terakhir. 

Setelah cetak rekor tertinggi, harga batu bara mengalami koreksi. Pada perdagangan kemarin (2/6/2021), harga kontrak batu bara termal ICE Newcastle ditutup melemah 1% ke US$ 114/ton. 

Tren kenaikan harga batu bara Newcastle inilah yang memicu kenaikan HBA RI. Untuk HBA bulan Juni merupakan harga tertinggi sejak November 2018, yaitu US$ 97,90 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, tren kenaikan harga batu bara dalam dua bulan terakhir ini utamanya didorong oleh peningkatan permintaan dari Tiongkok akibat periode musim hujan di negara tersebut, serta semakin tingginya harga domestik batu bara setempat.

"Kenaikan permintaan (Tiongkok) untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik," kata Agung, dalam keterangan resmi Kementerian, Rabu (2/6/2021).

Musim hujan ekstrem, sambung Agung, ikut memperketat kapasitas pasokan batu bara Tiongkok. "Faktor ini yang memicu harga batu bara global ikut terimbas naik," ujarnya.

Sebagai informasi, perubahan HBA diakibatkan juga oleh faktor turunan suplai dan faktor turunan permintaan. Untuk faktor turunan suplai, dipengaruhi oleh cuaca/ musim, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun, berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nilai HBA bulan Juni ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama sebulan.


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana 2021, Harga Batu Bara Turun Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular