
Sudah Terbang 5 Hari Beruntun, IHSG Dibuka Galau! Asing Cabut

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan apresiasi 0,12% ke level 6.038,85. Selang 12 Menit IHSG masih hijau tipis 0,05% di level 6.034,23 setelah sempat jatuh ke zona merah pada perdagangan Kamis (3/6/21).
Kenaikan IHSG hari ini melanjutkan reli IHSG selama 5 hari beruntun.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 1,3 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 60 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 10 miliar dan PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 5 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang dilego Rp 20 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dijual Rp 15 miliar.
Perhatian pelaku pasar tertuju pada data tenaga kerja Amerika Serikat. Maklum saja, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator bagi The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, selain juga inflasi.
Inflasi di AS sudah melesat naik. Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (28/5/2021) lalu melaporkan data inflasi berdasarkanpersonal consumption expenditure(PCE). Data tersebut merupakan inflasi acuan The Fed.
Inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1%year-on-year(yoy) di bulan April, jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Selain itu, rilis tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juli 1992, nyaris 30 tahun terakhir.
Setelah inflasi, jika data tenaga kerja AS juga menunjukkan perbaikan yang signifikan, maka ekspektasi The Fed akan segera mengetatkan kebijakan moneternya akan kembali muncul.
Ekspektasi tersebut dapat memicu koreksi di pasar saham, dolar AS akan berbalik menguat dan rupiah serta SBN mengalami tekanan. Kemarin, indeks dolar AS sempat menguat hingga 0,46%, sebelum terpangkas dan berakhir di 89,904 atau menguat 0,08% saja. Pergerakan tersebut setidaknya menunjukkan ada potensi penguatan dolar AS merespon data tenaga kerja nantinya.
Oleh karena itu, pelaku pasar akan lebih berhati-hati jelang rilis data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing (ADP) Inc. malam ini, dan versi pemerintah AS Jumat besok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500