
8 Hari Diangkat Ratusan Persen, Saham HDIT Akhirnya Dibanting

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten teknologi finansial (financial technology/fintech) dan perdagangan elektronik PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) terus melaju kencang selama 8 hari beruntun. Penguatan secara signifikan ini terjadi setidaknya dalam sepekan belakangan.
Pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (2/6/2021), saham HDIT sempat melonjak 20,58% ke Rp 410/saham. Namun, mulai per pukul 10.00 WIB, saham HDIT malah ambles 4,12% ke Rp 326/saham.
Para investor tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) pada saham ini setelah kenaikan yang luar biasa pada hari-hari sebelumnya.
Saham HDIT tercatat menjadi salah satu saham paling cuan dalam sepekan, dengan kenaikan mencapai 115,48%. Adapun dalam sebulan saham HDIT 'terbang' setinggi 118,30%.
Melonjaknya saham HDIT secara signifikan akhirnya mengundang pertanyaan dari pihak Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sejurus kemudian, menanggapi surat permintaan penjelasan atas volatilitas saham dari pihak bursa, pada Senin (31/5), manajemen HDIT menegaskan, hingga saat ini perusahaan tidak/belum mengetahui adanya informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.
Selain itu, kata Sekretaris Perusahaan Hensel Ferdiana menjelaskan, sampai sekarang perseroan tidak/belum mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu yang bisa memengaruhi gerak saham HDIT.
Menanggapi pertanyaan BEI mengenai rencana aksi korporasi (corporate action) dalam waktu dekat, misalnya dalam 3 bulan ke depan, HDIT mengaku tidak punya rencana aksi korporasi dekat-dekat ini.
"Perseroan belum memiliki rencana melakukan corporate action dalam waktu dekat," jelas Ferdiana, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (2/6).
HDIT sendiri mulai melantai di bursa pada 12 Juli 2019. Saham perusahaan fintech pertama di bursa ini tercatat di papan perdagangan utama.
Menurut catatan CNBC Indonesia, saat diperdagangkan perdana, saham HDIT melejit ke auto reject atas (ARA) naik 49,52% ke Rp 785 per saham saat pencatatan perdananya, dibuka di harga Rp 525 per saham.
Saat itu, saham HDIT diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 1 kali dengan volume 10 lot saham dan menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 785.000.
Dengan melepas 381,17 juta sahamnya ke publik, perusahaan waktu itu memperoleh dana segar senilai Rp 200,11 miliar.
Perusahaan yang berdiri pada 2013 ini bergerak di bidang multi-biller dengan bisnis pertama sebagai dari pulsa elektrik hingga ke prepaid listrik dan biller lainya seperti BPJS dan PDAM.
Kemudian, pada 2015 diluncurkan DavestPay untuk menyasar segmen B2C. Saat ini, Hensel Davest Indonesia memiliki lebih dari 150.000 jaringan agen yang tersebar di seluruh Indonesia dan memproses lebih dari 600.000 transaksi dari ratusan produk per harinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 13 Hari Meroket Hingga 390%, Saham HDIT Masuk Radar Bursa