Kinerja Mei 2021

Optimistis RI Lepas Resesi, Rupiah Menguat 1% Lebih di Mei

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 June 2021 15:50
rupiah melemah terhadap Dollar
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mampu membukukan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang bulan Mei, meski demikian melawan mata uang lainnya kinerja rupiah masih bervariasi. Ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal II-2021 membuat rupiah mampu menguat melawan dolar AS, bahkan dalam 2 bulan beruntun.

Melansir data dari Refinitiv, rupiah sepanjang Mei menguat 1,14% ke Rp 14.275/US$. Sementara di bulan April penguatan tercatat sebesar 0,55%.

Pada Kamis (10/5/2021) lalu rupiah bahkan sempat menyentuh Rp 14.120/US$, yang merupakan level terkuat sejak 26 Februari lalu.

Sementara itu melawan mata uang lainnya, dari benua Asia, Eropa, hingga Amerika, rupiah menunjukkan kinerja yang bervariasi. Mata Uang Garuda melemah melawan semua mata uang Eropa, plus dolar Kanada. Sementara di Asia, kinerja rupiah lebih baik, melemah melawan yuan China, rupee India, dan peso Filipina, mata uang lainnya sukses dilibas.

Tanda-tanda Indonesia lepas dari resesi di kuartal II-2021 terlihat dari menanjaknya ekspansi sektor manufaktur yang berkontribusi nyaris 20% terhadap produk domestik bruto.

IHS Markit awal Mei lalu melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada April 2021 sebesar 54,6. Naik dari bulan sebelumnya yaitu 53,2 dan mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

"Kunci dari perbaikan ini adalah pertumbuhan pemesanan baru (new orders) yang sangat pasar. Dunia usaha melakukan ekspansi yang signifikan, dan mencatat rekor tertinggi sejak survei dilakukan pada April 2011," sebut keterangan resmi IHS Markit, Senin (3/5/2021).

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di atas 50 menunjukkan dunia usaha tengah dalam fase ekspansi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang cukup optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi RI. Bahkan sebelumnya mengatakan pada Q2 2021, ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 8%.

Dia mengatakan, sinyal pemulihan ekonomi ditunjukkan dengan kembalinya tingkat kepercayaan masyarakat ke level optimis pada angka 101,5. Angka ini jauh melampaui periode awal pandemi sejalan dengan tren mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan secara konsisten sejak bulan April.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2021 bisa tumbuh melesat hingga kisaran 7%.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menjelaskan, salah satu pemicu yang membuat perekonomian Indonesia pada kuartal II-2021 tumbuh tinggi, adalah beberapa sektor ekonomi yang sudah mulai pulih.

Tiga sektor utama yang mulai pulih dan mengalami peningkatan, kata Dody diantaranya adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

"Kami percaya ekonomi di Kuartal II-2021 tumbuh 7% karena didukung tiga sektor, manufaktur, perdagangan, dan konstruksi," ujarnya dalam Indonesia Investment Forum 2021 secara virtual, Kamis (27/5/2021).

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kabar Baik! Setelah 3 Bulan Pelaku Pasar Akhirnya Lirik Rupiah Lagi

Kabar baik akhirnya datang bagi rupiah setelah 3 bulan lamanya. Para pelaku pasar kini kembali mengambil posisi beli (long) rupiah setelah mengambil posisi jual (short) sejak akhir Februari lalu. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Dari 10 mata uang Asia yang disurvei Reuters, pelaku pasar kin mengambil posisi long terhadap 4 mata uang Asia, salah satunya rupiah.

Survei terbaru yang dirilis Kamis (20/5/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di -0,06, berbalik dari 2 pekan lalu 0,31. Ini merupakan kali pertama dalam 6 survei terakhir pelaku pasar mengambil posisi long rupiah.

3 mata uang lainnya yang juga diburu pelaku pasar yakni yuan China, peso Filipina, dan yang mengejutkan adalah rupee India.

Posisi rupee India berbalik drastis, dari sebelumnya 0,86 menjadi -0,03. Pelaku pasar sebelumnya bahkan mengambil posisi jual rupee yang terbesar dalam 1 tahun terakhir akibat lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di India.

Sejak pertengahan April lalu, penambahan jumlah kasus Covid-19 di India meroket lebih dari 200.000 kasus per hari. Bahkan puncaknya lebih dari 400.000 kasus per hari pada awal Mei lalu. Namun kabar baiknya di pekan ini penambahan kasus Covid-19 di India sudah turun ke bawah 200.000 per hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular