Abis Libur Sehari, Saham Properti Berlari Lagi Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten properti langsung melonjak di zona hijau pagi ini, Kamis (27/5/2021), merespons laporan Bank Indonesia yang merilis kenaikan penjualan rumah. Saham-saham tersebut melanjutkan momentum penguatan pada Selasa (25/5/2021) lalu.
Berikut gerak saham-saham properti pagi ini, pukul 09.45 WIB.
Alam Sutera Realty (ASRI), saham +3,55%, ke Rp 175, transaksi Rp 1 M
Summarecon Agung (SMRA), +2,20%, ke Rp 930, transaksi Rp 3 M
Bumi Benowo Sukses Sejahtera (BBSS), +1,85%, ke Rp 55, transaksi Rp 17 juta
Bumi Citra Permai (BCIP), +1,64%, ke Rp 62, transaksi Rp 5 juta
Sentul City (BKSL), +1,41%, ke Rp 72, transaksi Rp 1 M
Ciputra Development (CTRA), +1,38%, ke Rp 1.100, transaksi Rp 944 juta
Bumi Serpong Damai (BSDE), +1,33%, ke Rp 1.140, transaksi Rp 1 M
Lippo Karawaci (LPKR), +1,21%, ke Rp 167, transaksi Rp 1 M
Agung Podomoro Land (APLN), +0,68%, ke Rp 149, transaksi Rp 137 juta
Surya Semesta Internusa (SSIA), +0,47%, ke Rp 428, transaksi Rp 263 juta
PP Properti (PPRO), 0,00%, ke Rp 88, transaksi Rp 4 M
Pakuwon Jati (PWON), 0,00%, ke Rp 510, transaksi Rp 2 M
Surya Semesta Internusa (SSIA), 0,00%, ke Rp 426, transaksi Rp 270 juta
Intiland Development (DILD), 0,00%, ke Rp 188, transaksi Rp 169 juta
Trimitra Propertindo (LAND), 0,00%, ke Rp 106, transaksi Rp 2 juta
Jaya Real Properti (JRPT), 0,00%, ke RP 525, transaksi Rp 198 juta
Mengacu pada data di atas, dari 16 saham yang diamati, 10 saham melonjak, sementara 6 sisanya masih stagnan alias belum bergerak.
Adapun saham pengelola Alam Sutera ASRI menjadi yang paling melonjak, dengan kenaikan 3,55% ke Rp 175/saham. Nilai transaksi saham ASRI tercatat sebesar Rp 1 miliar.
Dengan kenaikan ini saham ASRI melanjutkan penguatan pada Selasa (25/5) lalu, ketika naik 1,20% ke Rp 169/saham.
Kendati menguat, dalam sepekan saham ASRI masih melorot 1,68% dan dalam sebulan ambles 12,87%.
Di posisi kedua ada saham SMRA yang mencuat 2,20% ke Rp 930/saham dengan nilai transaksi Rp 3 miliar. Sama seperti ASRI, saham SMRA melanjutkan penguatan pada Selasa, saat ditutup menguat 1,68% ke Rp 910/saham.
Dalam sepekan saham SMRA naik tipis 0,54%, tetapi dalam sebulan masih ambles sedalam 6,09%.
Dalam riset outlook sektor properti berjudul Turn the Engine On, pada Senin (24/5), CLSA Sekuritas memprediksi, aktivitas peluncuran properti bisa semakin banyak pasca-libur hari raya Idul Fitri.
Menurut CLSA, beberapa pengembang sudah mulai mengiklankan peluncuran produk dengan fokus pada rumah tapakan dan ruko.
"Milenial sepertinya menjadi target segmen beberapa pemain [pengembang], dan mereka selama ini mengedepankan harga tiket. Pengembang juga menikmati momentum penjualan pemasaran saat ini, dan kami berharap dapat melihat peningkatan penjualan yang berkelanjutan sepanjang tahun," jelas periset CLSA Jonathan Mardjuki dan Wirandi Ng, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (27/5).
Menurut amatan CLSA, segmen rumah di bawah Rp 1 miliar bakal tetap menjadi fokus utama para pengembang. Selain itu, CLSA mencatat, beberapa pengembang juga mencoba menguji segmen skala menengah ke atas, dengan harga di atas Rp2 miliar.
Di samping rumah tapak, tren ruko terjangkau diprediksi akan terus berlanjut.
"Fasilitas yang berdiri sendiri dan outdoor diharapkan menjadi gaya hidup masa depan selama dan pasca pandemi," kata periset CLSA.
Menurut CLSA, pengembang seperti LPKR dan BSDE memperoleh pangsa pasar pemasaran penjualan di 2020 dan kuartal I 20221 dengan peluncuran agresif kedua perusahaan.
"Kami juga melakukan pemeriksaan saluran lapangan dari pengembang asal China, China Fortune Land Development (CFLD) di Pasar Kemis dan Country Garden di BSD dan Alam Sutera yang dapat ditemukan di laporan kami Building a perfect city," kata CLSA.
CLSA menjelaskan, kendati terimbas pandemi, baik CFLD dan Country Garden masih dapat melakukan percepatan pengembangan kota mandiri dan apartemen.
Mengenai penjualan pemasaran, saat ini sejumlah pengembang menikmati momentum penjualan pemasaran di triwulan 2021 dengan agregat pertumbuhan 46%.
Contoh saja, BSDE mencatatkan laba bersih sebesar Rp 588,29 miliar pada periode kuartal pertama tahun ini.
Perolehan tersebut naik 127% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 259,54 miliar. Kenaikan ini berimbas pada meningkatnya laba per saham dasar menjadi Rp 28,13 per saham dari sebelumnya Rp 13,67 per saham.
Kenaikan laba ini sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha BSDE sebesar 12% dari sebelumnya Rp 1,49 triliun menjadi Rp 1,66 triliun.
Adapun pada kuartal II 2021 diharapkan tumbuh ketimbang periode yang sama tahun 2020. Walaupun, pihak CLSA memperkirakan pertumbuhan kuartal II akan lebih lambat dari kuartal I karena didorong momentum libur Idul Fitri.
"Dari perspektif triwulanan, 1Q21 [kuartal I 2021] telah menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir," imbuh CLSA.
CLSA menggarisbawahi, dengan pencapaian yang kuat di 3 bulan pertama tahun ini, yakni 30% dari target, beberapa pengembang telah berancang-ancang kemungkinan untuk meningkatkan penjualan pemasaran mereka.
Secara sektor, CLSA, mempertahankan penilaian overweight di sektor properti yang diprediksi akan mengalami peningkatan dalam prapenjualan seiring aktivitas peluncuran sepanjang tahun.
Adapun urutan saham pilihan CLSA tetap tidak berubah, yakni CTRA, LPKR, BSDE, PWON lalu JRPT.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Liat Nih! Saham Properti Belum Lelah, Masih Ngegas Terus
