
Libur Waisak! Begini Skenario IHSG Kalau Pasar Buka Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham kawasan Asia Tenggara libur hari ini karena memperingati Hari Raya Waisak. Beberapa bursa yang masih buka cenderung menunjukkan pergerakan yang mixed.
Indeks Kospi Korea Selatan dan Topix Jepang masing-masing minus lebih dari 0,1% sementara Shang Hai Composite dan Hang Seng melesat dengan apresiasi sebesar 0,28% dan 0,5%.
Di Indonesia hari ini perdagangan juga libur. Apabila dibuka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang cenderung bergerak volatil alias menghijau di awal tetapi diikuti dengan koreksi setelahnya.
Apalagi jika melihat kinerja Wall Street yang kurang apik semalam. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir turun 0,2% di level 34.312,46, dan S&P 500 yang punya konstituen saham lebih banyak juga minus 0,2% dan berakhir di level 4.188,13.
Sentimen negatif timbul menyusul data dari The Conference Board yang menunjukkan indeks kepercayaan konsumen AS bergerak datar pada Mei ini, yang menandakan orang Amerika merasa kurang optimistis tentang pekerjaan dan lingkungan bisnis dalam beberapa bulan mendatang bahkan ketika mereka melihat kondisi saat ini secara positif.
Adapun Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan saham-saham teknologi turun 0,03% cenderung flat di 13.657,17.
Pada perdagangan kemarin, IHSG sukses melesat 0,91%. Nilai transaksi tembus Rp 11,7 triliun dan asing terpantau mulai memborong saham dengan mencatatkan aksi net buy senilai Rp 289 miliar di pasar reguler.
Apresiasi IHSG terjadi setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 3,5%.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 24-25 Mei 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (25/5/2021).
Sejak awal tahun lalu, BI 7 Day Reverse Repo Rate sudah dipotong 200 basis poin (bps). Suku bunga acuan di 3,5% adalah yang terendah sepanjang sejarah Indonesia merdeka.
Sebagai stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi virus corona (CoronavirusDisease-2019/Covid-19), Gubernur Perry dan kolega tidak hanya menurunkan suku bunga acuan. Giro Wajib Minimum (GWM) juga dipangkas agar perbankan memiliki likuiditas yang lebih untuk menyalurkan kredit.
Di sisi makroprudensial, BI memberikan pelonggaran uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor. Calon konsumen kini tidak perlu membayar uang muka, cukup membayar cicilan bulanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500