Sayonara Gerai Giant! Ternyata Separah Ini Kinerja HERO

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 May 2021 15:20
Giant Margo City, Depok (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Supermarket Hero (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kinerja keuangan perseroan juga masih cukup tertekan pada kuartal pertama di tahun ini meski dari segi nilai kerugian sudah berkurang.

Pada kuartal I tahun ini, HERO kembali membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,65 miliar secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini mengecil tinimbang rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 43,56 miliar.

Meruginya HERO diiringi dengan anjloknya penjualan dan pendapatan usaha, sebesar 30,20% menjadi Rp 1,76 triliun. Apabila ditilik per kuartalan, HERO terakhir membukukan laba bersih pada akhir Juni 2019. Sementara, apabila ditilik secara tahunan emiten ini terakhir meraup laba bersih pada 2016 atau sekitar 5 tahun lalu.

Presiden Direktur HERO Patrick Lindvall mengakui, dalam keterangan resminya, pencapaian triwulan pertama ini secara signifikan dipengaruhi oleh Covid-19. Semua lini bisnis perusahaan, mulai dari ritel groseri, toko perabotan sampai produk kecantikan sangat terdampak pembatasan sosial akibat pandemi dan perubahan pola belanja pelanggan.

Selain itu, total laba operasional perusahaan dipengaruhi oleh penurunan profitabilitas toko karena pendapatan yang lebih rendah.

Saat ini, seiring pagebluk yang diprediksi masih akan mempengaruhi kinerja keuangan, perusahaan masih akan terus mengoptimalkan ruang usaha yang ada, serta mengevaluasi portofolio perusahaan agar lebih efektif.

Seiring dengan hal tersebut, The Dairy Farm Company Limited, perusahaan pengendali HERO, memberikan fasilitas pinjaman bergulir atau revolving loan senilai US$ 55 juta atau setara Rp 775,77 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.105 per US$.

Pinjaman tersebut dikucurkan untuk membantu menjaga keuangan HERO menghadapi tantangan yang signifikan akibat pandemi.

Tutup Sejumlah Gerai

CNBC Indonesia sebelumnya mencatat, pada tahun ini perseroan juga melakukan penutupan beberapa gerai Giant di daerah Jabodetabek. Penutupan beberapa toko tersebut merupakan proses transformasi bisnis perseroan untuk memastikan bahwa kami dapat bersaing secara efektif dalam bisnis ritel makanan di Indonesia.

Pasalnya, ritel makanan telah mengalami peningkatan persaingan dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, kinerja bisnis secara keseluruhan juga sangat terpengaruh oleh pandemi yang sedang berlangsung.

"Beragam pembatasan telah mempengaruhi operasional toko kami dan pelanggan telah mengubah perilaku belanja serta pola permintaan produk mereka," kata Hadrianus Wahyu, Direktur HERO, dalam penjelasannya, Selasa (9/2/2021).

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular