
Efek GoTo? Saham-saham Teknologi jadi Primadona Investor

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks sektoral terbaru di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni sektor Teknologi kembali melesat pada perdagangan hari ini dampak dari sentimen positif siap melantainya raksasa teknologi Indonesia yakni GoTo grup yang merupakan peleburan antara startup Gojek dan Tokopedia.
Adapun dalam penggabungan ini, nilai total transaksi (gross transaction value/GTV) antara kedua perusahaan hingga akhir tahun lalu lebih dari US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 319 triliun (kurs Rp 14.500/US$), dengan lebih dari US$ 1,8 miliar atau Rp 26 triliun pada 2020.
Sedangkan total armada pengemudi terdaftar lebih dari 2 juta dan jumlah mitra pedagangnya (merchants) mencapai 11 juta pada Desember 2020. Jumlah pengguna aktif mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan dan ekosistem yang mencakup 2% dari PDB Indonesia.
Dampaknya indeks sektoral teknologi menjadi indeks dengan apresiasi tertinggi pada perdagangan hari ini dengan apresiasi sebesar 1,31%. Simak gerak saham-saham sektoral teknologi hari ini.
Tercatat 4 diantaranya top gainers di sektor teknologi pada perdagangan hari ini merupakan perusahaan yang masih terafiliasi dan dimiliki oleh Kresna Grup yakni PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dengan apresiasi 5,5%, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dengan kenaikan 5,24%, PT M Cash Intergrasi Tbk (MCAS) yang loncat 1,59%, dan PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) yang merangkak 1,52%.
Saham-saham anak usaha Kresna berhasil melesat meskipun induk usahanya terlibat berbagai masalah seperti pembekuan Kresna Sekuritas karena dianggap melanggar regulator dan permasalahan PKPU yang sempat hinggap di tubuh Asuransi Kresna.
Sedangkan saham lain di sektor techno yang melesat kencang hari ini adalah PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang naik 1,74% setelah kemarin muncul transaksi jumbo Rp 500 miliar di pasar negosiasi.
Sebelumnya, indeks teknologi merupakan indeks sektoral terbaru yang diterbitkan ulah bursa yang sesuai dengan standar pasar modal global. Awal tahun ini BEI telah resmi menerapkan klasifikasi sektor industri baru IDX Industrial Classification (IDX-IC).
Sistem klasifikasi ini memperbarui dari yang sebelumnya Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) yang digunakan bursa sejak 1996. Prinsip klasifikasi yang digunakan dalam IDX-IC berdasarkan eksposur pasar, berbeda dari JASICA yang menggunakan aktivitas ekonomi. Selain itu, struktur klasifikasi IDX-IC dirancang memiliki 4 tingkat klasifikasi, yaitu: sektor, sub-sektor, industri, dan sub-industri.
Dengan struktur klasifikasi yang lebih dalam, maka IDX-IC dapat mengelompokkan jenis perusahaan tercatat yang lebih homogen.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500