Saham-saham Teknologi Jadi Jawara, Bank Mini Pecundang

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
24 May 2021 12:57
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten laboratorium klinik, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) dan saham Grup Lippo, PT Multipolar Tbk (MLPL) berhasil menjadi jawara pada perdagangan sesi I hari ini, Senin (24/5/2021).

Di kutub yang berbeda, saham bank PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) dan emiten Grup Panin PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) harus rela menempati posisi top losers setelah ambles lebih dari 6%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona hijau siang ini. IHSG naik tipis 0,07% ke posisi 5.777,162 pada penutupan sesi I perdagangan, Senin (24/5).

Menurut data BEI, ada 194 saham naik, 286 saham merosot dan 156 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,15 triliun dan volume perdagangan mencapai 10,71 miliar saham.

Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 233,46 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 125,02 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (24/5).

Top Gainers

  1. Diagnos Laboratorium Utama (DGNS), saham +25,00%, ke Rp 925, transaksi Rp 33,4 M

  2. Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP), +16,67%, ke Rp 308, transaksi Rp 47,9 M

  3. Multipolar (MLPL), +15,76%, ke Rp 470, transaksi Rp 334,4 M

  4. Bank MNC Internasional (BABP), +13,39%, ke Rp 127, transaksi Rp 128,0 M

  5. Saranacentral Bajatama (BAJA), +12,12%, ke Rp 444, transaksi Rp 31,6 M

Top Losers

  1. Bank Bumi Arta (BNBA), saham -6,67%, ke Rp 840, transaksi Rp 41,2 M

  2. Bank Panin Dubai Syariah (PNBS), -6,31%, ke Rp 104, transaksi Rp 55,1 M

  3. Lancartama Sejati (TAMA), -6,25%, ke Rp 60, transaksi Rp 5,6 M

  4. Surya Permata Andalan (NATO), -5,17%, ke Rp 550, transaksi Rp 162,2 M

  5. Bumi Resources Minerals (BRMS), -5,05%, ke Rp 94, transaksi Rp 15,5 M

Menurut data di atas, saham DGNS berhasil menyentuh auto rejection atas (ARA) dengan naik 25,00% ke Rp 925/saham. Saham DGNS berhasil rebound setelah ambles pada perdagangan Jumat (21/5) pekan lalu.

Dengan ini, saham yang melantai di bursa sejak 15 Januari 2021 ini sudah melonjak 42,31% dalam sepekan dan melesat 68,18% dalam sebulan belakangan.

Kabar terbaru, DGNS berencana melakukan ekspansi bisnis dengan menambah sebanyak 70 outlet baru sampai dengan akhir tahun 2022 mendatang.

Oleh sebab itu, perseroan berencana mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 22,8 miliar tahun ini.

Menurut GM Finance and Accounting Diagnos, Fergus Richard, sumber dana belanja modal tersebut berasal dari kas internal perusahaan dan sebagian dari dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO/initial public offering) perseroan.

Saat ini, Diagnos Lab sudah mengelola sebanyak 19 outlet yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Belum lama ini, Diagnos membuka laboratorium PCR di Denpasar, Bali.

Pada tahun ini, perseroan juga menargetkan, pendapatan akan tumbuh sebesar 20% menjadi Rp 218 miliar dari tahun sebelumnya Rp 183 miliar. Sedangkan, untuk laba sebelum pajak ditargetkan mencapai Rp 63 miliar.

Selain DGNS, saham MLPL juga kembali melejit hari ini, dengan naik 15,76% ke Rp 470/saham. Saham MLPL berhasil melanjutkan penguatan pada Jumat (21/5) pekan lalu, ketika ditutup melesat 12,15%.

Adapun sepanjang pekan lalu, saham MLPL terus melesat di zona hijau, hanya dihentikan oleh suspensi oleh pihak bursa, pada Kamis (20/5). Informasi saja, pihak BEI menghentikan sementara perdagangan saham MLPL pada 20 Mei lantaran terjadinya peningkatan harga kumulatif pada saham tersebut.

Dalam sepekan saham MLPL sudah melonjak 66,67%. Sementara dalam sebulan saham ini sudah 'terbang' 215,44%.

Sentimen terbaru yang ikut mendorong kenaikan saham MLPL dan MPPA ialah terkait konfirmasi perusahaan atas kabar masuknya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek ke MPPA dengan membeli 4,76% saham perusahaan.

Multipolar, sebagai induk usaha MPPA, melepas saham sebanyak 11,9% ke tiga entitas perusahaan. Dari 11,9% saham MPPA yang dilepas itu, masing-masing dibeli Panbridge Invesment Ltd sebesar 3,33%, Threadmore Capital Ltd sebesar 3,81%, dan PT Pradipa Darpa Bangsa sebesar 4,76%.

Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/5/2021), manajemen MLPL menjelaskan PT Pradipa Darpa Bangsa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis.

Sebanyak 99,996% saham Pradipa itu dipegang oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, pemilik Gojek, dan sebesar 0,004% dipegang oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay.

Berbeda nasib, duo saham bank, BNBA dan PNBS, malah tersungkur sebagai top losers.

Saham BNBA ambles hingga menjebol batas auto rejection bawah (ARB) 6,67% ke Rp 840/saham. Merosotnya saham ini terjadi lantaran para investor melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah saham BNBA menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% pada Jumat pekan lalu.

Sementara, saham PNBS ambles 6,31% ke Rp 104/saham. Dengan ini, saham PNBS sudah ambles lebih dari 6% dalam 4 hari terakhir, atau sejak 19 Mei.

Praktis, dalam sepekan saham ini sudah terjun bebas 21,80%, sementara dalam sebulan anjlok 16,80%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular