Saham Properti Masih Ngegas Gaes, Terungkap Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten sektor properti mencuat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Senin (24/5/2021). Penguatan saham-saham ini didorong oleh kinerja prapenjualan yang meningkat pada 3 bulan pertama tahun ini.
Saham-saham tersebut berhasil menguat kembali setelah cenderung terkoreksi pada perdagangan Jumat pekan lalu (21/5).
Berikut gerak saham properti pagi ini, pukul 09.42 WIB
Sentul City (BKSL), +4,11%, ke Rp 76, transaksi Rp 8 M
Intiland Development (DILD), +2,16%, ke Rp 189, transaksi Rp 1 M
Jaya Real Properti (JRPT), 1,92% ke Rp 530, nilai transaksi Rp 44 juta
Bumi Benowo Sukses Sejahtera (BBSS), +1,85%, ke Rp 55, transaksi Rp 20 juta
Ciputra Development (CTRA), +0,93%, ke Rp 1.080, transaksi Rp 522 juta
Lippo Karawaci (LPKR), +0,61%, ke Rp 165, transaksi Rp 857 juta
Alam Sutera Realty (ASRI), +0,60%, ke Rp 169, transaksi Rp 1 M
Summarecon Agung (SMRA), +0,56%, ke Rp 905, transaksi Rp 556 juta
Bumi Serpong Damai (BSDE), 0,00%, ke Rp 1.130, transaksi Rp 1 M
PP Properti (PPRO), 0,00%, ke Rp 85, transaksi Rp 3 M
Pakuwon Jati (PWON), 0,00%, ke Rp 505, transaksi Rp 2 M
Surya Semesta Internusa (SSIA), -0,45%, ke Rp 438, transaksi Rp 175 juta
Agung Podomoro Land (APLN), -2,00%, ke Rp 147, transaksi Rp 780 juta
Berdasarkan data di atas, dari 13 saham yang diamati, 8 saham melesat , 3 saham masih belum bergerak dan 2 saham anjlok ke zona merah.
Saham pengelola Sentul City, BKSL, menjadi pemuncak 'klasemen' setelah melonjak 4,11% ke Rp 76/saham. Nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 8 miliar.
Kendati menguat, investor asing tercatat 'cabut' dari saham ini dengan catatan jual bersih Rp 182,92 juta.
Dengan ini, saham BKSL berhasil kembali ke zona penguatan, setelah 3 hari beruntun berkubang di zona merah.
Dalam sepekan, saham BKSL naik 2,70% dan dalam sebulan sudah melesat 43,40%.
Di posisi kedua ada saham DILD yang terkerek 2,16% ke Rp 189/saham. Nilai transaksi saham ini tercatat Rp 1 miliar.
Dalam sepekan saham DILD melonjak 5,56% dan dalam sebulan terangkat 1,60%.
Di bawah saham DILD, ada saham JRPT yang terapresiasi 1,92% ke Rp 530/saham. Dengan ini, saham JRPT berhasil rebound dari ambles 3,70% pada Jumat pekan lalu.
Adapun saham SSIA dan APLN malah anjlok, masing-masing, sebesar 0,45% dan 2,00% pagi ini.
Dalam riset outlook sektor properti berjudul Turn the Engine On, pada Senin (24/5), CLSA Sekuritas memprediksi, aktivitas peluncuran properti bisa semakin banyak pasca-libur hari raya Idul Fitri.
Menurut CLSA, beberapa pengembang sudah mulai mengiklankan peluncuran produk dengan fokus pada rumah tapakan dan ruko.
"Milenial sepertinya menjadi target segmen beberapa pemain [pengembang], dan mereka selama ini mengedepankan harga tiket. Pengembang juga menikmati momentum penjualan pemasaran saat ini, dan kami berharap dapat melihat peningkatan penjualan yang berkelanjutan sepanjang tahun," jelas periset CLSA Jonathan Mardjuki dan Wirandi Ng, dikutip CNBC Indonesia, Senin (24/5).
Menurut amatan CLSA, segmen rumah di bawah Rp 1 miliar bakal tetap menjadi fokus utama para pengembang. Selain itu, CLSA mencatat, beberapa pengembang juga mencoba menguji segmen skala menengah ke atas, dengan harga di atas Rp2 miliar.
Di samping rumah tapak, tren ruko terjangkau diprediksi akan terus berlanjut.
"Fasilitas yang berdiri sendiri dan outdoor diharapkan menjadi gaya hidup masa depan selama dan pasca pandemi," kata periset CLSA.
Menurut CLSA, pengembang seperti LPKR dan BSDE memperoleh pangsa pasar pemasaran penjualan di 2020 dan kuartal I 20221 dengan peluncuran agresif kedua perusahaan.
"Kami juga melakukan pemeriksaan saluran lapangan dari pengembang asal China, China Fortune Land Development (CFLD) di Pasar Kemis dan Country Garden di BSD dan Alam Sutera yang dapat ditemukan di laporan kami Building a perfect city," kata CLSA.
CLSA menjelaskan, kendati terimbas pandemi, baik CFLD dan Country Garden masih dapat melakukan percepatan pengembangan kota mandiri dan apartemen.
Mengenai penjualan pemasaran, saat ini sejumla pengembang menikmati momentum penjualan pemasaran di triwulan 2021 dengan agregat pertumbuhan 46%.
Adapun pada kuartal II 2021 diharapkan tumbuh ketimbang periode yang sama tahun 2020. Walaupun, pihak CLSA memperkirakan pertumbuhan kuartal II akan lebih lambat dari kuartal I karena didorong momentum libur Idul Fitri.
"Dari perspektif triwulanan, 1Q21 [kuartal I 2021] telah menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir," imbuh CLSA.
CLSA menggarisbawahi, dengan pencapaian yang kuat di 3 bulan pertama tahun ini, yakni 30% dari target, beberapa pengembang telah berancang-ancang kemungkinan untuk meningkatkan penjualan pemasaran mereka.
Secara sektor, CLSA, mempertahankan penilaian overweight di sektor properti yang diprediksi akan mengalami peningkatan dalam prapenjualan seiring aktivitas peluncuran sepanjang tahun.
Adapun urutan saham pilihan CLSA tetap tidak berubah, yakni CTRA, LPKR, BSDE, PWON lalu JRPT.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Emiten 'Receh' Properti Ngamuk, Ada Apa Ini?
