
Laba KLBF Stagnan, Gagal Serok Cuan Saat Pandemi

Jakarta, CNBC Indonesia-Berbeda dengan sesama emiten industri farmasi di Indonesia, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) gagal mengambil kesempatan dalam kesempitan di tengah kemunculan pandemi Covid-19.
Tercatat selama tahun 2020 laba bersih KLBF hanya mampu tumbuh 9% dibandingkan dengan tahun 2019. Bahkan pertumbuhan Kalbe di kuartal pertama secara annualized hanya mampu tumbuh lebih rendah lagi yakni di angka 5%.
Hal ini tentunya bak bumi dan langit dengan perusahaan-perusahaan lainya di sektor kesehatan lain yang sukses mendulang pertumbuhan cuan yang gila-gilaan di masa pandemi.
Tengok saja PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang sebelumnya merugi di tahun 2019 langsung berbalik untung di tahun 2020 dan mencatatkan pertumbuhan laba hingga sekitar 250%. Bahkan pada kuartal pertama tahun ini, secara tahunan pertumbuhan KAEF kembali melesat hingga sekitar 300%.
Selanjutnya emiten distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) juga mampu membukukan pertumbuhan yang impresif di tahun pandemi. Tercatat laba bersih IRRA sukses tumbuh 81% di tahun 2020. Untuk awal tahun 2021, secara tahunan laba IRRA di Q1 kembali bertumbuh 37%.
Ruang pertumbuhan KLBF memang lebih sempit dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan serupa di sektor farmasi karena status perseroan sebagai market leader.
Tercatat pada berberapa tahun terakhir KLBF hanya mampu tumbuh single digit atau cenderung kenaikan seiring dengan pertumbuhan GDP dan tingkat inflasi Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan perusahaan yang stuck alias di situ-situ saja.
Pada tahun 2017 Kalbe Farma hanya mampu tumbuh 4,52%, selanjutnya pertumbuhan laba bersih Kalbe kembali turun dua tahun beruntun di 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 2,24% dan 1,99% sebelum akhirnya naik tipis akibat pandemi Covid-19 di tahun 2020 sebesar 9,05%.
Gagalnya perseroan untuk membukukan pertumbuhan laba yang berarti dalam berberapa tahun terakhir pada akhirnya menyebabkan harga saham KLBF hanya mampu jalan ditempat atau cenderung stagnan.
Tercatat selama 5 tahun terakhir emiten farmasi ini hanya mampu membukukan kenaikan 4,26% Rp 1.410/unit sebagai perbandingan indeks acuan pasar modal IHSG berhasil melesat kencang 26,99% pada periode yang sama.
Dividen yang dibagikan oleh perseroan juga tergolong kecil dan tentunya tidak dapat menjustifikasi tipisnya cuan yang didapatkan dari memegang saham KLBF selama 5 tahun terakhir.
Tercatat sejak 2016 perseroan sudah membagikan divedend sebesar Rp 118/unit atau sekitar Rp 23,6/unit dalam setahun sehingga dividend yield KLBF per tahunya berada di kisaran 1,6%.
Apabila berinvestasi di saham Kalbe Farma 5 tahun lalu sebesar Rp 10 Juta maka cuan anda selama 5 tahun sangatlah mini yakni hanya sebesar Rp 913 ribu atau 9,13% sudah termasuk dividen.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Kalbe Farma Turun 6,6%, KLBF Revisi Target