
Tiga Raksasa Jadi Partner SWF RI, Segede Apa sih Mereka?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia Investment Authority (INA) membentuk konsorsium dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG) dan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). Keempat entitas ini rencananya bakal mendirikan Platform Investasi yang berfokus pada infrastruktur di Indonesia.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).
Dengan adanya MoU ini, selama enam bulan ke depan akan dilakukan evaluasi untuk melihat peluang investasi jalan tol awal yang akan menjadi basis pengoperasian Platform Investasi. Ditargetkan perusahaan patungan tersebut akan mengelola dana investasi hingga US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun.
Bagaimana kekuatan masing-masing partner INA ini?
Dimulai dari CDPQ merupakan dana pensiun dan perencanaan asuransi berbasis di Kanada. Perusahaan ini memiliki rencana investasi berkelanjutan dalam jangka panjang dan berinvestasi di aset seperti pasar ekuitas, infrastruktur, real estat, dan surat utang.
Hingga 31 Desember 2020 lalu perusahaan ini memiliki aset mencapai CAD 365,5 miliar atau setara dengan Rp 4.346,16 triliun (asumsi kurs Rp 11.891/CAD).
Selanjutnya APG adalah dana pensiun terbesar di Belanda dengan 3.000 karyawan yang menyediakan layanan konsultasi eksekutif, manajemen aset, administrasi pensiun, komunikasi pensiun, dan pemberi kerja.
Perusahaan ini mengelola dana pensiun dari sektor pendidikan, pemerintahan, konstruksi, pembersihan dan pembersihan jendela, asosiasi perumahan, perusahaan energi dan utilitas, organisasi ketenagakerjaan yang dilindungi, dan spesialis medis.
Hingga April 2021, perusahaan ini mengelola dana € 582 miliar atau Rp 10.221,66 triliun (asumsi kurs Rp 17.563/€).
Perusahaan ini berkantor di Heerlen, Amsterdam, Brussels, New York, Hong Kong, Shanghai dan Beijing.
Selanjutnya ADIA, berdiri sejak 1976 menginvestasikan dana atas nama Pemerintah Abu Dhabi, dengan fokus pada penciptaan nilai jangka panjang.
ADIA mengelola portofolio investasi global yang terdiversifikasi di berbagai macam kelas aset, seperti ekuitas, pendapatan tetap, real estat, ekuitas swasta, alternatif, dan infrastruktur.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenkomarves Dorong Investasi di Hilirisasi Sektor Tambang