
Duh! Saham CPO Babak Belur, tapi Jangan Panik Ini Cuma Sesaat

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham-saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berjatuhan di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (21/5/2021). Pelemahan ini terjadi seiring melorotnya harga komoditas CPO dalam 2 hari terakhir.
Berikut gerak saham emiten CPO, pukul 09.23 WIB.
Sampoerna Agro (SGRO), saham -2,58%, ke Rp 1.890, transaksi Rp 74 juta
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), -1,12%, ke Rp 880, transaksi Rp 1 M
Dharma Satya Nusantara (DSNG), -0,88%, ke Rp 565, transaksi Rp 2 M
PP London Sumatra Indonesia (LSIP), -0,73%, ke Rp 1.355, transaksi Rp 1 M
Mahkota Group (MGRO), -0,69%, ke Rp 720, transaksi Rp 433 ribu
Triputra Agro Persada (TAPG), -0,65%, ke Rp 765, transaksi Rp 15 M
Tunas Baru Lampung (TBLA), -0,57%, ke Rp 875, transaksi Rp 450 juta
Astra Agro Lestari (AALI), -0,51%, ke Rp 9.825, transaksi Rp 845 juta
SMART (SMAR), -0,20%, ke Rp 4.980, transaksi Rp 4 juta
Menilik data di atas, ada 9 saham sawit yang ambles ke teritorial merah pagi ini, dengan nilai transaksi merentang dari Rp 400-an ribu sampai Rp 15 miliar.
Saham emiten Grup Sampoerna, SGRO, menjadi yang paling ambles dengan penurunan 2,58% ke Rp 1.890/saham.
Saham SGRO melanjutkan pelemahan pada Kamis (20/5) kemarin, setelah melorot 0,77% ke Rp 1.940/saham.
Dengan penurunan ini, saham SGRO sudah terkoreksi 1,31% dalam sepekan. Namun, dalam sebulan terakhir saham ini masih melesat 8,00%.
Di posisi kedua, ada saham SSMS yang turun 1,12% ke Rp 880/saham. Saham SSMS tersungkur setelah pada perdagangan kemarin naik 1,14%.
Saham DSNG juga ambles 0,88% ke Rp 565/saham, setelah kemarin ditutup stagnan. Dalam sepekan saham ini melorot 4,27% dan dalam sebulan anjlok 8,20%.
Melemahnya saham-saham emiten CPO terjadi seiring melorotnya harga kontrak CPO dalam dua hari terakhir. Pada penutupan perdagangan Kamis (20/5), harga CPO anjlok 4,41% ke RM 4.112/ton. Sementara pada Rabu (19/5) harga sawit ambles 3,47% dari sebelumnya RM 4.457/ton.
Penurunan harga CPO ini terjadi setelah reli penguatan mencapai kenaikan harga tertinggi, setidaknya dalam 12 tahun terakhir, di harga RM 4.506/ton pada 12 Mei lalu.
Tahun ini, banyak komoditas yang harganya beterbangan. Salah satunya adalah minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Walaupun perdagangan hanya berlangsung tiga hari saja pekan lalu karena bertepatan dengan libur hari raya Idul Fitri harga minyak sawit naik hampir 2% dan tembus RM 4.506/ton.
Kemudian, setelah itu harga CPO cenderung melorot. Ada indikasi juga pasar masih jet lag setelah libur panjang. Di sisi lain harga yang tembus rekor juga memantik aksi jual para spekulan maupun trader yang ingin merealisasikan keuntungan. Apalagi jelang akhir Mei kekhawatiran tentang ketatnya pasokan berangsur mereda.
Analis juga mulai melihat adanya peluang penurunan harga yang tajam.
Melansir Reuters, PIVB mengatakan harga CPO berpotensi turun di bawah level RM 3.500/ton setelah September yang bertepatan dengan periode musiman peningkatan produksi kelapa sawit baik di Malaysia maupun Indonesia.
Peningkatan produksi bakal membuat stok menjadi lebih tinggi sehingga harga bisa terkoreksi dari level tertingginya sekarang ini.
Adapun penurunan harga pada Kamis (20/5) di tengah kenaikan ekspor di bulan Mei. Perusahaan surveyor kargo AmSpec Agri Malaysia menyebut bahwa ekpor minyak sawit Negeri Jiran 20 hari bulan Mei naik 16% dibanding periode yang sama bulan lalu. Ekspor tercatat mencapai nyaris 821 ribu ton.
Amblesnya harga minyak sawit mengekor penurunan harga minyak mentah dunia yang jatuh US$ 2/barel kemarin. Kendati jatuh harga CPO masih berada di range level tertingginya dalam satu dekade.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor Harga CPO, Bikin Saham-saham Sawit Cuan Gokil