Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun lemas di 'arena' pasa spot.
Pada Rabu (19/5/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.313. Rupiah melemah 0,09% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.
Nasib rupiah di pasar spot setali tiga uang. Kala penutupan perdagangan, US$ 1 dibanderol Rp 14.275 di mana rupiah melemah tipis 0,04%.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih stagnan di Rp 14.270/US$. Namun hanya dalam hitungan menit, rupiah langsung melemah dan dolar AS menembus level Rp 14.300.
Jelang penutupan pasar, rupiah mencoba bangkit dan menipiskan pelemahan. Namun apa daya, waktu sudah habis dan rupiah harus puas finis di zona merah.
Senasib dengan rupiah, mayoritas mata uang utama Asia bergerak melemah di hadapan dolar AS. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 15:19 WIB:
Halaman Selanjutnya --> Pasar Tunggu Notula Rapat The Fed
Investor tengah menanti rilis notula rapat atau minutes of meeting The Fed edisi April 2021. Dalam rapat tersebut, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%.
Namun pelaku pasar ingin mendalami seperti apa 'suasana kebatinan' di rapat itu. Pelaku pasar ingin mencari petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
Satu kata uang akan dicari adalah inflasi. Apabila para petinggi The Fed mulai waspada terhadap risiko percepatan laju inflasi, maka kemungkinan tidak lama lagi kebijakan moneter akan mulai diketatkan.
"Saya paling khawatir soal inflasi. Data inflasi terkini di AS menunjukkan angkanya lumayan tinggi, sementara Inggris dan Kanada relatif lebih rendah. Jika seperti ini terus, maka normalisasi kebijakan moneter di AS akan terjadi lebih awal sehingga aksi jual terhadap dolar AS akan segera berakhir," jelas Masafumi Yamamoto, Chief Currency Strategist di Mizuho Securities yang berkedudukan di Tokyo (Jepang), seperti dikutip oleh Reuters.
Sembari menunggu rilis itu, yang rencananya keluar Kamis dini hari pukul 01:00 WIB, investor memilih berhati-hati. Apalagi kalau yang dikatakan Yamamoto benar, bahwa The Fed mulai mewaspadai inflasi yang artinya suku bunga acuan kemungkinan akan naik dalam waktu tidak terlalu lama. Dolar AS tentu jadi seksi lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA