
Lolos Standar WHO, Ini Penjelasan KAEF soal Vaksin Sinopharm

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Kimia Farma Apotek, menjelaskan perihal vaksin Covid-19 buatan Sinopharm setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengeluarkan persetujuannya terhadap penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi milik pemerintah China ini.
Berdasarkan data dari covid19.trackvaccines.org, vaksin ini telah disetujui penggunaannya oleh 40 negara di antaranya Uni Arab Emirates, Bahrain, Brunei Darussalam, dan Pakistan.
Di Indonesia, vaksin Sinopharm juga sudah mendapat persetujuan penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 29 April 2021.
Dalam pernyataan resminya, manajemen Kimia Farma Apotek, menegaskan bahwa dengan adanya persetujuan BPOM ini maka Sinopharm menjadi vaksin corona ketiga yang disetujui BPOM.
"Untuk pengadaan vaksin, pemerintah Indonesia telah melakukan kontrak pengadaan vaksin Sinopharm sebanyak 7,5 juta dosis, dengan jumlah vaksin yang tersedia hingga kini mencapai 500 ribu dosis yang selanjutnya akan digunakan dalam skema vaksinasi gotong royong," tulis manajemen Grup Kimia Farma, dikutip Rabu (19/5/2021).
Pendistribusian vaksin Sinopharm dalam skema vaksinasi gotong royong di Indonesia dikoordinir oleh Kadin Indonesia.
Selanjutnya, Kadin bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) melalui anak usahanya yakni Kimia Farma. Sementara, untuk proses penyuntikan, emiten farmasi berkode saham KAEF itu menunjuk cucu usahanya yakni PT Kimia Farma Diagnostika, anak usaha dari Kimia Farma Apotek.
Vaksin Sinopharm mulai dikembangkan pada awal 2020 oleh China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), perusahaan farmasi milik pemerintah China. Vaksin buatan Sinopharm ini diberi nama BBIBP-Corv.
Melansir WHO, vaksin Covid-19 buatan Sinopharm berjenis inactivated vaccine yang disebut SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell). Vaksin berjenis inactivated adalah vaksin yang menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan terhadap virus, tanpa mengambil risiko respons penyakit yang serius.
WHO juga menyatakan, vaksin Sinopharm juga merupakan vaksin pertama yang dilengkapi dengan pemantau suhu pada botolnya. Stiker kecil pada botol vaksin akan berubah warna saat vaksin terkena panas, dan memberi tahu petugas kesehatan apakah vaksin tersebut dapat digunakan dengan aman.
Dalam konferensi pers secara virtual pada 30 April 2021, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, hasil uji klinis tahap ketiga menunjukkan bahwa efikasi vaksin Sinopharm adalah sebesar 78%. Jumlah ini sudah melampaui standar efikasi minimal yang ditetapkan oleh WHO, yaitu sebesar 50%.
Pengujian vaksin Sinopharm telah dilakukan di sejumlah negara selain China, antara lain Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan, dan Argentina.
''Studi klinik fase III yang telah dilakukan Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain dengan subyek sekitar 42.000 orang menunjukkan efikasi vaksin sebesar 78 persen," kata Penny.
Penny menjelaskan, hasil uji klinis juga menunjukkan tingkat imunogenositas vaksin tersebut adalah 14 hari setelah suntikan kedua dan netralisasi antibodi yakni 99,92% untuk dewasa dan lansia 100%.
Keunggulan lainnya dari vaksin Covid-19 buatan Sinopharm ini dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat Celsius sehingga sangat cocok untuk pengaturan sumber daya rendah.
Penny menambahkan, kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan dari vaksin Sinopharm bersifat ringan.
''Seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk. Jadi dari aspek keamanan adalah baik kategorinya, dapat ditoleransi dengan baik," kata Penny.
Lantas bagaimana dengan dosisnya?
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19, vaksin Covid-19 harus diberikan dengan jumlah dosis dan takaran yang sesuai rekomendasi.
Vaksin Sinopharm disuntikkan sebanyak 2 kali dengan jarak 21 sampai 28 hari. Dosis vaksin Sinopharm yang diberikan dalam sekali suntik adalah 0,5 ml. Vaksin Sinopharm disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) di lengan atas dengan alat suntik sekali pakai (Auto-Disable Syringes/ADS).
Sebelumnya WHO menyatakan bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinopharm aman dan efektif digunakan.
"Ini menambah daftar vaksin Covid-19 yang bisa dibeli Covax, dan memberi kepercayaan pada negara-negara untuk mempercepat persetujuan regulasi, dan untuk mengimpor serta mengelola vaksin," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir dari Reuters, Sabtu (8/5/2021).
Keputusan untuk menyetujui vaksin Sinopharm diambil oleh kelompok penasihat teknis WHO, yang melakukan peninjauan data klinis dan proses manufaktur sejak 26 April 2021.
Tedros mengatakan, WHO merekomendasikan vaksin Sinopharm diberikan kepada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas dalam dua dosis, dengan selang waktu penyuntikan antara tiga hingga empat minggu.
Dari pasar modal, saham KAEF ditutup naik 1,16% di Rp 2.610/saham pada perdagangan Selasa kemarin (18/5). Kapitalisasi pasar KAEF mencapai Rp 15 triliun dengan kenaikan saham KAEF sebulan terakhir sebesar 4% dan year to date sahamnya minus 39%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semua Obat Sirup Ditarik, Bagaimana Nasib Kimia Farma (KAEF)
