
Produksi Batu Bara Arutmin & KPC Full Booked Hingga Juni

Jakarta, CNBC Indonesia - Batu bara yang diproduksi anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia hampir sepenuhnya dipesan hingga periode produksi Juni 2021. Sebelumnya, perusahaan mencatat pada Maret 2021 penjualan naik menjadi 6,8 juta ton dibandingkan Februari 6 juta ton, karena perbaikan permintaan. Untuk KPC penjualan tercatat menjadi 5 juta ton pada Maret, dan Arutmin 1,8 juta ton.
Tahun ini KPC ditargetkan mencapai produksi 60-62 juta ton, dan Arutmin sebanyak 25-27 juta ton. Dengan begitu, secara keseluruhan BUMI menargetkan penjualan baru bara mencapai 85-89 juta ton sepanjang 2021, naik 4-9% dibandingkan realisasi 2020 sebanyak 81,5 juta ton.
"Baik KPC dan Arutmin hampir full booked untuk produksinya hingga Juni 2021. Pesanan sekarang sedang dikejar untuk pengiriman pertengahan 2021," kata Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava, Selasa (18/05/2021).
Tahun lalu produksi batu bara di KPC tidak banyak berkurang, dan masih mencapai 59,7 juta ton. Sementara produksi batu bara di Arutmin turun 16% menjadi 21,4 juta ton. Meski hampir seluruh produksi batu bara perusahaan telah dipesan, Dileep memastikan kebutuhan dalam negeri tetap terpenuhi.
"Prioritas kami adalah memenuhi seluruh kebutuhan dalam negeri, diikuti oleh ekspor. Perbandingan ekspor dengan dalam negeri biasanya 75:25," kata dia.
Dileep memproyeksikan harga batu bara dapat bertahan di posisi tinggi sepanjang 2021, bahkan beberapa tahun ke depan. Pada 2020 harga batu bara perusahaan terkoreksi 14% karena menurunnya permintaan di tengah lesunya perekonomian. Penurunan harga batu bara di 2020 menjadi US$ 44,2 per ton, dari US$ 51,7 per ton di 2019.
"Harga batubara naik sepanjang tahun ini, tampaknya akan terjadi selama sisa tahun ini dan mungkin setelahnya. Tren harga selama 2 tahun ke depan kemungkinan juga menunjukkan level yang lebih tinggi," kata Dileep.
Dia mengharapkan bisnis batu bara akan pulih seiring naiknya harga batu bara, terutama dengan masifnya vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Dileep memproyeksikan harga jual rata-rata 15 -20% lebih tinggi di pada 2021, dibandingkan 2020.
"Saat ini hingga di kuartal I-2021, kami berada di jalur yang tepat untuk merealisasikan target kami mencapai 85-89 juta ton," kata dia.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Sangatta, KPC: Pengelolaan Air Tambang Sesuai Aturan
