Rupiah Balik Menguat, tapi Sayangnya Terlemah di Asia...

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 May 2021 15:44
valas
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses membalikkan keadaan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (18/5/2021). Seharian tertahan di zona merah rupiah berbalik membukukan penguatan tipis di akhir perdagangan. Meski demikian rupiah masih menjadi yang terburuk di Asia.

Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (18/5/2021). Tetapi, di sisa perdagangan hari ini, rupiah memiliki peluang bangkit bahkan berbalik menguat.

Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.280/US$, tetapi setelahnya langsung melemah hingga 0,21% ke Rp 14.310/US$, melansir data Refinitiv.

Rupiah berhasil berbalik menguat kurang lebih 1 jam sebelum perdagangan ditutup. Di akhir sesi, rupiah berada di Rp 14.270/US$, menguat 0,07% di pasar spot.

Sayangnya penguatan tersebut menjadi yang paling kecil dibandingkan mata uang utama Asia lainnya. Hingga pukul 15:13 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,74% disusul dolar Taiwan 0,73% dan rupee India melengkapi 3 besar.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Tanda-tanda rupiah akan berbalik menguat sebenarnya sudah terlihat sejak tengah hari tadi. Rupiah di di pasar non-deliverable forward (NDF) posisinya lebih kuat ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Hal tersebut terbukti, rupiah akhirnya berbalik menguat.

Sentimen pelaku pasar di luar negeri sebenarnya sedang bagus, terlihat dari bursa utama Asia yang semuanya menghijau. Indeks Nikkei Jepang bahkan melemah lebih dari 2% meski data menunjukkan perekonomian Negeri Matahari Terbit berkontraksi di kuartal I-2021.

Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus tersebut juga menguntungkan bagi rupiah.

Meski demikian, rupiah masih mengalami tekanan akibat kecemasan akan kemungkinan meningkatnya kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Sebab, meski sudah dilarang, masih banyak warga yang mudik Lebaran, begitu juga tempat-tempat wisata yang penuh. Hal tersebut tentunya berisiko meningkatkan kasus Covid-19.

Apalagi Singapura, Malaysia, dan Taiwan kembali mengetatkan pembatasan sosial bahkan menerapkan lockdown.

Jika Indonesia kembali mengetatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka momentum pemulihan ekonomi Indonesia berisiko meredup, yang tentunya memberikan tekanan bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular