Heroik! IHSG Ngegas Jelang Penutupan & Endingnya Hijau

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 May 2021 15:35
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat diperdagangkan dan ditutup di zona merah pada perdagangan sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup menguat tipis pada penutupan perdagangan Selasa (18/5/2021).

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup naik tipis 0,01% ke level 5.834,39.

Data perdagangan mencatat sebanyak 246 saham menguat, 236 melemah dan 152 lainnya stagnan. Nilai transaksi hari ini kembali meningkat menjadi Rp 10,89 triliun. Namun, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 311 miliar.

Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 132 miliar. Selain di saham BBRI, asing juga tercatat menjual saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 86 miliar.

Sedangkan beli bersih dilakukan asing di saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang dikoleksi sebesar Rp 67 miliar dan di saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 44 miliar.

Selain menjadi incaran aksi jual investor asing, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga menjadi pemberat IHSG pada hari ini, di mana saham BBCA turut memperberat indeks sebesar 11,76 poin.

Selain BBCA, saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga menyumbang pelemahan indeks saham nasional pada hari ini, yakni sebesar 3,91 poin.

Sentimen perdagangan hari ini datang dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, di mana kenaikan kasus infeksi virus corona (Covid-19) memaksa keduanya untuk kembali mengunci perekonomiannya.

Mulai Minggu (16/5/2021) kemarin, Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.

Malaysia juga kembali menerapkan pembatasan wilayah (lockdown) secara nasional mulai 12 Mei lalu hingga 7 Juni. Lockdown ini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan Covid-19.

Apabila lockdown semakin marak terutama di kawasan Asia, maka prospek pemulihan ekonomi menjadi tersendat.

Sementara itu dari Jepang, data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama di tahun 2021 telah dirilis pada pagi hari ini. Namun, data pertumbuhan ekonomi Negeri Matahari Terbit pada kuartal I-2021 dinilai kurang memuaskan.

Pada kuartal I-2021, ekonomi Jepang tumbuh negatif (terkontraksi) 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu -1,2% qtq apalagi dibandingkan kuartal IV-2020 yang tumbuh 2,8% qtq.

Secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh -5,1%. Jauh memburuk ketimbang kuartal pamungkas 2020 yang tumbuh 12,7%, juga lebih parah dibandingkan konsensus Reuters yang memperkirakan di -4,6%. Ini adalah kontraksi pertama sejak kuartal II-2020.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) kembali 'bergentayangan' di Negeri Matahari Terbit. Ini membuat pemerintah kembali memberlakukan kondisi darurat di sejumlah kota besar, termasuk Ibu Kota Tokyo.

Pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat membuat permintaan anjlok. Konsumsi rumah tangga tumbuh -1,4% qtq pada kuartal I-2021, memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbunh 2,2% qtq. Investasi juga mengalami kontraksi, tumbuh -1,4% qtq.

Namun, sebagian besar pelaku pasar saham di Asia sepertinya tak menanggapi berlebih terkait data pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal I-2021 yang dirilis hari ini, terlihat dari bursa saham Asia yang secara mayoritas mengalami penguatan pada penutupan hari ini.

Pada pukul 15:00 WIB, indeks Nikkei Jepang ditutup meroket 2,09%, walaupun PDB di negara tersebut pada kuartal I-2021 kembali berkontraksi.

Sedangkan Hang Seng Hong Kong berakhir melonjak 1,34%, Shanghai Composite China menguat 0,32%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,23%. Sementara Straits Times Singapura yang masih dibuka terbang 1,96%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular