
Gak Sabar GoTo IPO! Begini Kinerja Saham-saham Techno di BEI

Selanjutnya, dari Grup M Cash, saham DMMX dan NFCX berhasil menguat, secara berturut-turut sebesar 30,19% dan 21,77%. Sementara, saham sang induk, MCAS, malah ambles 11,21% dalam sebulan.
Informasi saja, DMMX bergerak di bidang pemasaran perdagangan digital dan platform pertukaran iklan cloud yang menyediakan berbagai layanan end-to-end. Sementara NFCX bergerak di bidang layanan teknologi informasi, digital, dan telekomunikasi.
Sang Induk, MCAS, merupakan perusahaan penyedia produk digital, seperti seperti pulsa dan token listrik.
Saham MCAS dan DMMX sendiri sempat dikaitkan dengan artis kenamaan, Raffi Ahmad, beberapa waktu lalu.
Pada awal Januari saham ini sempat ramai ketika publik figur Raffi Ahmad dan penyanyi Ari Lasso belakangan merekomendasikan saham MCAS.
Bahkan pihak bursa pun turun tangan menanggapi langkah rekomendasi influencer ini. Meski belakangan diketahui, perusahaan maupun kedua publik figur tersebut membantah telah melakukan kerja sama endorsement untuk merekomendasikan saham MCAS.
Mengenai DMMX, emiten initernyata bekerjasama dengan perusahaan Raffi untuk membentuk perusahaan patungan.
DMMX menggandeng RANS Entertainment (RANS), talent agency milik Raffi Ahmad, untuk membangun platform pemasaran media sosial digital dan pendirian joint venture (JV), PT DMMX Rans Digital (DIGIRANS). Perusahaan ini akan mengelola platform tersebut. DMMX memiliki 33,33% saham senilai Rp 300 juta.
Apabila menyimak kinerja 5 saham paling ramai di IDX TECHNO di atas, masuknya GoTo tentu bakal semakin menghidupkan gairah indeks yang sejak awal tahun sudah melesat 191,56% ini. Angka ini melesat jauh di atas indeks-indeks lainnya, bahkan indeks LQ45 atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kendati pihak GoTo tak mengungkap informasi valuasi GoTo Group, tetapi diketahui Gojek dan Tokopedia telah mengumpulkan dana senilai US$ 8,2 miliar atau setara Rp 119 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dari investor.
Sementara itu laporan CBInsights pada April 2021 menyebutkan Gojek memiliki valuasi US$ 10 miliar (Rp 145 triliun) dan Tokopedia US$ 7 miliar (Rp 102 triliun).
Duet Gojek-Tokopedia ini didukung oleh 'amunisi' yang enggak main-main.
Dalam keterangan resmi GoTo, ada lebih dari 2 juta armada pengemudi terdaftar saat ini. Untuk merchant atau mitra pedagang mencapai 11 juta per Desember 2020.
Sementara itu, ada 100 juta pengguna aktif bulanan. Sedangkan hingga akhir 2020, total nilai transaksi gabungan bruto GoTo adalah lebih dari Rp 319 triliun dan tahun lalu capaiannya sekitar Rp 26 triliun.
Selain itu, di balik GoTo, berdiri deretan investor kelas paus, seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com.
Ada juga KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.
Menarik untuk ditunggu kiprah GoTo di bursa kebanggaan rakyat Indonesia nanti. Apakah akan 'GoTo the moon'? Let's see.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
