Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah peristiwa terjadi pada emiten di pasar saham dalam negeri pada perdagangan Senin kemarin (17/5/2021) mulai dari kinerja perusahaan pada akhir periode kuartal I-2021 hingga keputusan investasinya
CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa untuk menjadi bahan pertimbangan sebelumnya perdagangan hari terakhir pekan ini Selasa (11/5/2021) dibuka.
1. HRUM Tambah Kepemilikan Saham di Nickel Mines, Rogoh Rp 495 M
Emiten tambang batu bara dan nikel milik pengusaha Kiki Barki PT Harum Energy Tbk (HRUM), kembali menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan tambang nikel asal Australia, Nickel Mines Limited.
Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara menyatakan, perseroan membeli sebanyak 57.256.292 lembar saham dalam Nickel Mines Limited dengan harga jual beli sebesar AUD45.035.828. Nilai tersebut jika konversi ke Rupiah dengan rerata kurs AUD Rp 10.981 di pasar spot, maka nilai transaksi ini mencapai Rp 494,54 miliar.
"Sehingga per tanggal 12 Mei 2021 Perseroan memiliki 6,7370% dari seluruh modal ditempatkan dalam Nickel Mines Limited," ungkap Ray, dalam keterangan resmi di laman keterbukaan informasi, Senin (17/5/2021).
2. Ketok Palu, Emtek Dapat Restu Caplok RS Omni Rp 1,35 T
Pemegang saham pengelola rumah sakit OMNI Hospital, PT Sarana Medika Metropolitan Tbk (SAME) menyetujui rencana untuk mengambil alih 99,99% saham PT Elang Medika Corpora (EMC), perusahaan pengelola rumah sakit yang dimiliki PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Senin (10/5/2021), di Auditorium OMNI Hospital, Pulomas, Jakarta Timur.
"Menyetujui rencana perseroan untuk melakukan pengambilalihan saham PT Elang Medika Corpora yang dimiliki PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)," ungkap manajemen OMNI, dalam keterangan tertulis, Senin (17/5/2021).
3. 'Berdarah-darah' Efek Pandemi, Pizza Hut Rugi Rp 94 M di 2020
Kinerja restoran waralaba dari Grup Yum! Brands Inc. atau Yum! asal AS yakni Pizza Hut terdampak pandemi Covid-19 yang membuat performa perusahaan menderita rugi bersih sepanjang tahun 2020.
Perusahaan yang dimaksud yakni Pizza Hut Indonesia yang dikelola oleh PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
Emiten pengelola gerai Pizza Hut, Sarimelati Kencana mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 93,51 miliar di tahun lalu, atau berbalik dari tahun 2019 yang mencetak laba bersih sebesar Rp 200,02 miliar.
4. Tuntas! Indosat Jual 4.247 Menara ke Digital Colony
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) menyetujui rencana transaksi penjualan sebanyak 4.247 menara telekomunikasi kepala PT EPID Menara Asset Co senilai US$ 750 juta atau Rp 10,28 triliun berdasarkan kurs transaksi jual beli yang disepakati.
Rapat tersebut diselenggarakan pada Selasa (11/5/2021) bertempat di Gedung Indosat Ooredoo, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
"Agenda RUPSLB adalah persetujuan penjualan menara Perseroan yang merupakan transaksi material sesuai dengan keterbukaan informasi kepada OJK No. 077/AT0- ATA/LGL/21 tanggal 17 Februari 2021," ungkap manajemen Indosat, dalam pengumumannya, dikutip Senin (17/5/2021).
NEXT: SimakĀ 5 Kabar Lainnya
5. Kabar Gembira, Penantian IPO Gojek-Tokopedia Dkk Makin Jelas
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengebut pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) tiga perusahaan start up kelas kakap di tahun ini. Saat ini sudah ada tiga start up yang menyampaikan pendaftaran IPO-nya ini.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan pendaftaran IPO telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
"Sudah masuk filling-nya. Nah ya kita kejarlah semoga tahun ini bisa melantai," kata Inarno kepada CNBC Indonesia, Senin (17/5/2021).
6. Hampir Default & Sulit Bayar THR, Q1 PBRX Cetak Laba Rp 337 M
Emiten tekstil, PT Pan Brothers Tbk (PBRX), membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 23,71 juta atau sebesar Rp 336,71 miliar dengan rerata kurs Rp 14.200 per US$.
Perolehan tersebut naik 2,33% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 20,23 juta atau sebesar Rp 287,24 miliar.
Sepanjang tahun 2020, emiten bersandi PBRX ini mencatatkan pendapatan sebesar US$ 684,89 juta dari tahun sebelumnya US$ 665,05 juta. Beban pokok penjualan juga naik menjadi US$ 593,69 juta dari tahun sebelumnya US$ 576,66 miliar.
7. Wow! Q1, Laba Emiten Pakan Ternak Ini Melesat 150% Gaes
Emiten unggas, PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), membukukan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 858,66 miliar pada periode kuartal pertama 2021.
Perolehan laba bersih tersebut meningkat 149,70% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 343,87 miliar. Hal ini menyebabkan nilai laba per saham dasar meningkat menjadi Rp 74 per saham dari sebelumnya Rp 29 per saham.
Kenaikan laba bersih perseroan sejalan dengan kenaikan penjualan bersih sebesar 11,57% menjadi Rp 10,77 triliun dari sebelumnya Rp 9,65 triliun.
8. Tok! Pengelola Centro Dinyatakan Pailit
PT Tozy Sentosa, pengelola Centro Department Store dan Parkson Department Store dinyatakan pailit. Sebelumnya, Tozy Sentosa digugat penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh para pemasoknya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus).
Putusan pailit itu dihasilkan setelah adanya hasil voting dari para kreditor dan rekomendasi dari hakim pengawas.
"Benar Senin ini, 17 Mei 2021, Tozy Sentosa telah pailit," ungkap Humas PN Jakpus, Bambang Nurcahyono saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (17/5/2021).
9. Saham SAMF Disuspensi BEI, Apa Salah dan 'Dosanya'?
Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) mulai perdagangan sesi I, Senin (17/5/2021).
Suspensi saham perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan pupuk ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan, sehingga dalam rangka cooling down BEI merasa perlu melakukan suspensi saham SAMF.
"Penghentian sementara perdagangan saham SAMF tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SAMF," tulis surat BEI, dikutip Senin ini (17/5).
10. Tridomain Gagal Bayar, Minta Negosiasi ke Kreditor
Emiten produsen bahan baku aneka industri, PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) menyatakan sedang melakukan negosiasi dengan pemegang Medium Term Note (MTN) yang sebelumnya gagal bayar usai melewati jatuh tempo.
Seperti diketahui, perseroan belum dapat melunasi pokok Medium Term Note (MTN) II Tridomain Performance Materials Tahun 2018 yang jatuh tempo pada 27 April 2021.
Selain MTN II, ada dua MTN lagi yang akan jatuh tempo di tahun ini, yakni MTN I Tridomain Performance Materials I Tahun 2017 yang akan jatuh tempo 18 Mei 2021 dengan pokok US$ 20 juta dan MTN III Tridomain Performance Materials yang akan jatuh tempo 4 Juli 2021 dengan pokok senilai Rp 100 miliar.