
Siap Naik Kelas! Harga Rights Issue Bank Harda Rp 100/saham

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang mengganti namanya menjadi PT Allo Bank Indonesia dan merombak direksinya baru saja menerbitkan prospektus penerbitan saham baru dengan Hak Memegang Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Perseroan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 7.498.501.696 saham baru atau sebesar 179,20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan nominal Rp 100 per lembar.
Nantinya, setiap pemilik 125 saham lama akan memperoleh 224 HMETD, di mana setiap satu HMETD bisa melaksanakan pembelian satu saham baru di harga Rp100/saham. Harga tersebut terdiskon dari harga saham BBHI pada perdagangan awal pekan ini, rata-rata Rp 1.264/saham.
PT Mega Corpora selaku pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 73,71% akan mengambil bagian seluruh HMETD yang menjadi haknya dan siap menjadi pembeli siaga dalam aksi korporasi HMETD kali ini.
Dengan asumsi Mega Corpora menyerap seluruh HMETD yang diterbitkan maka kepemilikan perseroan akan naik hingga 90,58%.
Tercatat tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler adalah di tanggal 8 Juli 2021 sedangkan periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD dimulai dari tanggal 14 Juli hingga 21 Juli 2021 dengan penjatahan saham baru paling lambat di tanggal 26 Juli 2021.
Dengan aksi korporasi ini perseroan diprediksikan akan meraup dana segar sebesar Rp 749.850.169.900 sehingga total modal inti perseroan diprediksikan akan tembus Rp 1 triliun yang artinya Allo Bank akan naik kelas menjadi Bank BUKU II (Bank dengan modal inti di atas Rp 1 triliun).
Rencananya, dana yang diperoleh perseroan dari hasil PMHMETD akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan BBHI dalam rangka memenuhi modal minimum bank sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.11/POJK.03/2016 tentang penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Selain itu dana yang dihimpun juga akan digunakan untuk mengembangkan kegiatan Allo Bank sebagai bank digital yang menyediakan produk dan layanan perbankan digital inovatif terintegrasi dengan ekosistem yang memberikan solusi dan seamless customer experience bagi nasabah serta memberikan nilai tambah yang tinggi kepada seluruh pemangku kepentingan.
Sebelumnya, pada 7 Mei lalu, BBHI baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLB) yang membawa banyak perubahan ke tubuh perusahaan yang baru saja diakuisisi oleh pengusaha kondang Chairul Tanjung melalui kendaraan bisnisnya, Mega Corpora.
Selain menyutujui penerbitan saham baru melalui mekanisme Rights Issue alias HMETD, perseroan juga tercatat merombak direksinya serta mengganti nama dan logo perusahaan.
Pada mata acara rapat kesembilan, perseroan siap berganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk sekaligus pada mata acara rapat kesepuluh dimana RUPST tersebut mengganti logo perusahaan. Kedua mata acara rapat ini disetujui sebanyak 99,99% total suara yang hadir di rapat.
Selanjutnya pada mata acara ketujuh, para pemegang saham juga menyetujui rencana pelaksanaan HMETD dimana Allo Bank siap menerbitkan saham baru sebanyak 7,5 miliar lembar dengan nominal Rp 100/lembar.
Susunan pengurus perseroan juga disetujui untuk dirombak dimana muncul jajaran direksi baru yakni munculnya nama baru seperti Ali Gunawan sebagai komisaris independen, dan Ronald Waas sebagai Komisaris Utama Independen.
Ronald Waas merupakan eks deputi gubernur Bank Indonesia periode 2011 hingga 2016. Waas juga saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) serta PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap Rights Issue, Bank Harda Ganti Nama Jadi Allo Bank
