Simak 9 Informasi Penting Ini Sebelum Berburu Cuan Hari Ini

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 May 2021 08:37
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menutup perdagangan sebelum libur Lebaran pada Selasa pekan lalu (11/5/2021), bursa saham domestik diterpa terkanan jual.

Hal ini menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,63% ke level 5.938,35 poin dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 9,42 triliun. Pelaku pasar asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 60,33 miliar.

Sebelum mulai perdagangan har ini, mari mencermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan awal pekan setelah Libur panjang Lebaran, Senin (17/5/2021):

1. Usai Pecat Semua Direksi, Erick Tunjuk 2 Plt Direksi KFD

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk dua orang sebagai pelaksana tugas (Plt) di jajaran direksi PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Penunjukkan dua plt ini dilakukan untuk mengganti dua orang direksi perusahaan yang baru saja dipecat Erick sebagai buntut temuan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Berdasarkan resmi Laboratorium Klinik Kimia Farma, labkimiafarma.co.id, yang diakses Minggu malam (16/5/2021), dua sosok plt tersebut yakni Agus Chandra yang menjabat sebagai Plt Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika serta Abdul Azis sebagai Plt Direktur Keuangan, Umum, dan SDM PT Kimia Farma Diagnostika.

2. Gagal Bayar MTN Tridomain, Maybank Indonesia Buka Suara

Gagal bayar pokok surat utang jangka menengah atau Medium Term Notes (MTN) II tahun 2018 oleh PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) yang jatuh tempo 27 April 2021 lalu kini berbuntut panjang.

Hal itu lantaran MTN II TDPM senilai Rp 410 miliar itu menjadi underlying asset (aset dasar) Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 147 (CPF147) yang dikelola oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) dan dijual kepada publik.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), dalam kapasitasnya sebagai Agen Penjual Reksa Dana (APERD), pun buka suara terkait dengan gagal bayar MTN tersebut.

Juru Bicara Maybank Indonesia Tommy Hersyaputera menegaskan pihaknya telah meminta Mandiri Manajemen Investasi selaku manajer investasi dan juga penerbit produk Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 147 untuk menindaklanjuti penyelesaian kewajiban pelunasan pokok dan kupon oleh Tridomain Performance Materials atas MTN yang diterbitkannya dan yang menjadi aset dasar Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 147.

3. Telkomsel Suntik Gojek Rp 6,6 T

Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) telah dua kali mengeluarkan investasi kepada Gojek. Dalam dua kali tahapan perusahaan berinvestasi, nilai yang sudah diberikan nyari mencapai Rp 6,6 triliun atau tepatnya Rp 6,57 triliun.

Pada tahap pertama nilai yang diinvestasikan sebesar US$ 150 juta atau Rp 2,17 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$) pada 2020. Lalu investasi kedua baru-baru ini senilai US$ 300 juta atau Rp 4,4 triliun.

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan dengan tambahan investasi tersebut, Telkomsel dan Gojek pun akan membuka lebih banyak peluang sinergi serta integrasi layanan digital untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada pelanggan, masyarakat, dan seluruh mitra yang berada di ekosistem bisnis kedua perusahaan.

4. Gojek Beli 4,7% Saham MPPA dari Lippo

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek membeli sebagian saham ritel Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

PT Multipolar Tbk (MLPL), induk usaha MPPA melepas saham sebanyak 11,9% ke tiga entitas perusahaan. Dari 11,9% saham MPPA yang dilepas itu, masing-masing dibeli Panbridge Invesment Ltd sebesar 3,33%, Threadmore Capital Ltd sebesar 3,81%, dan PT Pradipa Darpa Bangsa sebesar 4,76%.

Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/5/2021), manajemen MLPL menjelaskan PT Pradipa Darpa Bangsa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis.

5. Anak Usaha BUMN Ini Cari Duit Rp 500 M Buat Bangun 'Kota' LRT

Perusahaan pengembang hunian Transit Oriented Development (TOD), PT Adhi Commuter Properti (ADCP) menghimpun dana sebesar Rp 500 miliar dari penerbitan obligasi untuk ekspansi usaha perseroan.

Seluruh dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai belanja modal dalam upaya menambah portofolio dan melakukan ekspansi usaha, terutama untuk pengembangan sejumlah kawasan properti di titik stasiun LRT Jabodebek melalui produk LRT City dan Adhi City.

Obligasi I Adhi Commuter ini diterbitkan dengan jumlah pokok senilai Rp 500 miliar yang terdiri dari Seri A dengan tenor 367 hari dan Seri B dengan tenor 3 tahun.

6. Nyaris Default, SRIL Kini Masuk Bisnis APD-Masker Kain

Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tk (SRIL)/Sritex bakal masuk ke lini bisnis baru yakni produksi pakaian alat pelindung diri (APD) dan masker kain di tengah kondisi keuangan perusahaan yang berat saat ini.

Rencana ini terlampir dalam laporan studi kelayakan penambahan usaha perusahaan yang disampaikan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang mendapatkan penugasan studi kelayakan ini.

Untuk mengembangkan lini bisnis baru ini, disebutkan setidaknya perusahaan memerlukan investasi senilai Rp 280,5 miliar yang akan didanai dari internal perusahaan.

7.Oknum Debt Collector Berulah, OJK Siapkan Sanksi buat Leasing

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan akan memberikan sanksi kepada perusahaan pembiayaan atau multifinance (leasing) yang melakukan penarikan paksa kendaraan menggunakan jasa penagih utang atau debt collector.

Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot mengatakan saat ini OJK telah berkoordinasi dengan asosiasi perusahaan pembiayaan untuk menertibkan anggotanya dalam menjalankan ketentuan penagihan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Terkait adanya penarikan paksa kendaraan oleh oknum debt collector, OJK menyatakan tidak mentolerir debt collector yang melanggar hukum dan akan memberi sanksi keras kepada perusahaan pembiayaan yang melanggar," kata Sekar dalam keterangan resminya, Selasa (11/5/2021).

8. Emiten Sawit BWPT Jual Dua Anak Usaha Senilai Rp 113 M

Emiten perkebunan sawit milik BUMN Malaysia Felda dan Grup Rajawali punya Peter Sondakh, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), mengumumkan penjualan seluruh saham PT Angrolestari Kencana Makmur (AKM) dan PT Bumi Sawit Utama (BSU) kepada PT Adau Agro Kalbar dan PT Adau Hijau Lestari.

Dalam keterbukaan informasi di website Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/5/2021), nilai transaksi dari penjualan saham AKM tercatat sebesar Rp 115 miliar dan BSU sebesar Rp 18 miliar.

Sementara, informasi atau fakta material ini terjadi pada 16 April 2021. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Agrolestari Kencana Makmur Nomor 95 tertanggal 16 April 2021 dan PT Bumi Sawit Utama Nomor 100 tertanggal 16 April 2021, dibuat di hadapan Notaris Christina Dwi Utami, S.H., M.Hum., M.Kn di Jakarta Barat.

9.Pertamina-PTBA Tancap Gas Garap Proyek Rp 30 Triliun

PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (Air Products) memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) senilai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 30 triliun terus berlanjut untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Kepastian berlanjutnya proyek gasifikasi tersebut ditandai dengan penandatangan Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME antara Pertamina, PTBA dengan Air Products yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia, hari ini, Selasa (11/5/2021).

Penandatanganan amandemen perjanjian ini dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dan President & CEO Air Products Seifi Ghasemi, yang disaksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular