
Ya Ampun! Saham Emiten Wulan Guritno ARB 3 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pengelola klub Lucy In The Sky di kawasan SCBD, PT Lima Dua Lima Tiga (LUCY) kembali anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan hari ini, Selasa (11/5/2021). Dengan kejatuhan saham ini, saham LUCY sudah tersungkur di zona merah selama 3 hari beruntun sejak pekan lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham LUCY langsung 'terjun bebas' hingga ARB sebesar 9,89% ke Rp 82/saham sesaat setelah bel pembukaan pasar berbunyi.
Informasi saja, saham LUCY berada di Papan Akselerasi sehingga diperbolehkan naik-turun hingga 10%. Adapun pada Papan Utama dan Papan Pengembangan, batas ARB saat ini sebesar 7%.
Dengan ini, harga saham LUCY sudah lebih rendah dari harga saat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang sebesar Rp 100/saham.
Apabila terus melorot, saham LUCY mungkin bisa menyentuh level Rp 1/saham, sesuai dengan aturan BEI untuk Papan Akselerasi.
Sementara, batas terendah harga saham-saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan ialah Rp 50/saham alias level saham gocap.
Tidak seperti sejumlah saham yang baru IPO lainnya, masa 'demam ARA (auto rejection atas)' LUCY sangat singkat, yakni hanya di hari pertama pencatatan saham, pada 5 Mei 2021.
Setelah sempat naik 1,82% pada Kamis (6/5), saham ini terus 'dibanting' selama 3 hari beruntun sampai hari ini.
Kasus LUCY mirip dengan saham emiten kontraktor tambang PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) yang juga sempat ARA, meskipun akhirnya terjun bebas.
Setelah diterbangkan selama 2 hari sejak IPO pada 8 Maret 2021, selanjutnya saham ini dibanting hingga 8 hari beruntun yang menyebabkan harga sahamnya anjlok dari Rp 195/unit menjadi Rp 112/unit atau depresiasi 42,56%.
Bahkan, saat ini harga saham UNIQ kembali turun 0,94% ke Rp 105/saham. Harga ini lebih rendah daripada saat IPO, yang sebesar Rp 118/saham.
Dalam sebulan ini, tercatat UNIQ hanya menghijau selama 5 kali, 15 kali anjlok dan 2 kali stagnan.
Contoh lain, kita ambil dari saham yang tercatat di papan akselerasi lainnya, yakni saham emiten jasa konstruksi PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) yang IPO pada 9 April lalu.
Saham FIMP langsung ambles sehari setelah listing. Setelah ditutup naik 9,60% ke Rp 137/saham pada hari pertama IPO, saham ini langsung ambles lebih dari 9% selama tiga hari beruntun.
Dalam sebulan saham ini hanya menguat 3 kali, stagnan 2 kali dan 17 kali anjlok di zona merah. Adapun dalam 7 hari terakhir berturut-turut, saham FIMP terus terbenam di zona merah.
Dengan ini dalam sebulan saham FIMP ambles 51,79%. Hari ini, pada pukul 10.58 WIB, saham ini melorot 1,82% ke harga Rp 54/saham, jauh lebih rendah dari harga IPO yang sebesar Rp 125/saham.
Informasi saja, LUCY resmi melantai di bursa pada Rabu pagi (5/5/2021). Perusahaan pengelola klub malam Lucy In The Sky di Kawasan SCBD Sudirman itu menjadi perusahaan tercatat ke-16 yang tercatat di BEI pada tahun 2021 dan emiten ke-729 di BEI.
LUCY bergerak pada sektor consumer cyclicals dengan sub-sektor consumer services. Adapun industri dari LUCY adalah tourism and recreation dengan sub industri restaurant.
Harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) LUCY yakni Rp 100, dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1.030.000.000 saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah Rp 104 miliar.
Selain itu, akan dicatatkan pula waran LUCY dengan kode LUCY-W. Harga penebusan waran tersebut atau excercise price dari LUCY-W adalah Rp 125,- dengan tanggal kadaluarsa pada 4 Mei 2024.
Perusahaan merilis 337.500.000 kepada publik, sementara saham yang dicatatkan pemegang saham lama yakni 697.500.saham sehingga total saham yang tercatat di BEI yakni 1.035.500.000. Dengan harga IPO Rp 100 maka dana yang diraih dalam IPO ini mencapai Rp 33,75 miliar.
Dari sisi manajemen dan pengurus, artis papan atas Tanah Air, Wulan Guritno dan menantu dari desainer kenamaan, Ghea Panggabean, Surya Andarurachman Putra berada di balik petinggi Lima Dua Lima Tiga ini.
Wulan Guritno, atau Sri Wulandari, tercatat sebagai komisaris independen di perusahaan tersebut. Sedangkan, Surya menjadi Direktur Utama.
Adapun usai listing,LUCY berencana melakukan ekspansi tujuh gerai baru di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
"Ke depannya, ini saat yang tepat melakukan ekspansi, kami akan membangun 7 gerai baru di Jakarta dan kota-kota lain," kata Direktur Utama LUCY, Surya Andarurachman Putra, dalam seremoni pencatatan saham perdana secara virtual, Rabu (5/5/2021).
Sebanyak tujuh gerai baru ini akan mengusung konsep seperti Lucy in The Sky-rooftop garden, Lucy by The Beach, dan Park by Lucy in The Sky.
Tidak hanya itu, dengan konsep baru, Lucy in The Sky yang menggandeng merk burger ternama yaitu Lawless Burger dan Pizzza Dealer.
Selain Jakarta, terdapat tiga titik kota besar lain di Indonesia yaitu Surabaya, Bandung, dan Bali yang masih dalam proses perencanaan untuk pembukaan gerai dengan target pembukaan gerai di semester 2 tahun 2022.
Saat ini, perseroan juga sedang dalam proses negosiasi dengan pemilik tempat di Senopati, Little Tokyo Blok M, PIK 2, dan Sarinah, sedangkan di Surabaya, Bandung, dan Bali sedang melakukan, perencanaan desain dan studi pasar.
Adapun secara rinci, rencana penggunaan dana dari IPO, seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja, pembayaran sewa gerai dan kegiatan operasional seluruh gerai, proses rekrutmen, pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan karyawan, pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan gerai, biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk 7 gerai baru, dan renovasi gerai Lucy In the Sky di SCBD.
Sedangkan dana yang akan diperoleh dari hasil pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan perseroan untuk modal kerja Perseroan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Padahal Baru IPO, Saham 'Milik' Wulan Guritno Anjlok ke Gocap