
Sebelum Libur Lebaran, Rupiah Bisa ke Rp 14.000-an/US$?

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR nyaris menyentuh kini berada di bawah rerata pergerakan 100 hari (moving average 100/MA 100) pada pekan lalu, yang akan menjadi kunci pergerakan di pekan ini. Rupiah juga sudah berada di bawah MA 50 dan 200 yang memberikan momentum penguatan.
Rupiah mampu menguat sejak pertengahan April lalu setelah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.
Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.
Pada grafik harian, Stochastic belum mulai memasuki wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Melihat posisi oversold tersebut, MA 100 di kisaran Rp 14.230 hingga Rp 14.440/US$ tentunya menjadi support yang kuat.
Jika MA 100 tersebut ditembus, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.200/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan ke Rp 14.110 hingga Rp 14.090/US$ di pekan ini.
Sementara jika tertahan di atas MA 100 berisiko melemah ke Rp 14.350, sebelum menuju Rp 14.370 hingga Rp 14.380/US$ (MA 200).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
