
Lapor Pak Erick, Indofarma Akhirnya Cetak Laba Rp 1,8 M di Q1

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi BUMN, PT Indofarma Tbk (INAF) berhasil mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih senilai Rp 1,82 miliar pada kuartal pertama tahun 2021.
Laba bersih ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu di mana perseroan mengalami kerugian bersih hingga Rp 21,43 miliar.
Laba emiten pelat merah ini disokong oleh meroketnya penjualan triwulan pertama yang mencapai Rp 373,20 miliar, tumbuh 152% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp 148,16 miliar.
Lebih dari 99% penjualan Indofarma adalah untuk pasar domestik dengan penjualan obat ethical atau obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter sebesar Rp 191,87 miliar.
Penjualan obat over the counter atau yang bebas dibeli tanpa resep dokter sebesar Rp 2,66 miliar dan porsi jumbo lain dari penjualan alat kesehatan, diagnostik dan lainnya mencapai Rp 175,48 miliar. Sedangkan sisanya penjualan ekspor untuk pasar luar negeri hanya senilai Rp 3,18 miliar.
Aset perusahaan mengalami peningkatan 6,32% dari kuartal sebelumnya, naik menjadi Rp 1,82 triliun dari posisi akhir Desember 2020 di angka Rp 1,71 triliun. Aset ini terbagi menjadi aset lancar sejumlah Rp 1,21 triliun dan aset tidak lancar Rp 602,58 miliar.
Adapun liabilitas anak usaha Bio Farma, Holding BUMN Farmasi ini, juga mengalami peningkatan 8,29%, dari yang semula Rp 1,28 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 1,38 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Liabilitas perusahaan terbagi menjadi kewajiban jangka pendek sebesar Rp 949,94 miliar dan sisanya liabilitas jangka panjang sejumlah Rp 439,47 miliar.
Ekuitas perusahaan tercatat relatif stabil dan bernilai Rp 432,14 miliar pada kuartal pertama 2021.
Di pasar modal, saham INAF berada di zona hijau. Pada penutupan perdagangan Jumat ini, saam INAF naik 1,35% ke level Rp 2.260/saham. Dalam sepekan terakhir saham INAF turun 1,31% dan sejak awal tahun ini melemah 44%. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 7 triliun.
Tahun lalu, INAFÂ berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 27,58 juta atau ambles 99,65% atau nyaris 100% dari periode tahun 2019 sebesar Rp 7,96 miliar.
Meski demikian perseroan mencatatkan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk di 2020 sebesar Rp 3,63 miliar dari laba komprehensif Rp 8,29 triliun di tahun sebelumnya.
INAF bersama 'saudaranya' PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menjadi emiten farmasi di bawah kendali Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma dengan pengendalian di bawah Kementerian BUMN yang dipimpin Menteri Erick Thohir.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 7 Fakta Ivermectin, Obat Cacing atau Terapi Covid-19?