Transformasi Digital, Begini Strategi BTPN di SDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen bank milik Sumitomo Mitsui Financial Group, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mengatakan implementasi digitalisasi berpengaruh positif dalam efisiensi sumber daya manusia (SDM) perusahaan.
Digitalisasi membuat bank yang sebelumnya bernama Bank Tabungan Pensiunan Nasional ini melakukan efisien 5.500 karyawannya pada 2017-2018 melalui Program Pengakhiran Kerja Sukarela (PPKS).
"Karyawan kami awalnya itu 12.000, cabang kami juga awalnya 1.200. Hari ini dengan digitalisasi, 5.500 karyawan kami memilih karier yang lain," kata Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana dalam webinar yang tayang di saluran YouTube LPPI, dilansir Jumat (7/5/2021).
Sebagai informasi Jumlah Bank BTPN Tbk dan entitas anak pada 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, masing-masing adalah 19.402 dan 19.370 karyawan (tidak diaudit).
Adapun jumlah karyawan BTPN dan entitas anak pada 2019 sebanyak 19.235 orang dan 2018 sebanyak 19.175. Sementara itu, di 2017, jumlah karyawan Bank BTPN dan anak usaha sebanyak 20.912 karyawan. Dengan demikian, dari akhir 2017, berkurang 1.510 orang hingga Maret 2021.
Dia menjelaskan, pada 2016 perusahaan masuk ke bank digital pada 2016 dengan meluncurkan Jenius, bank digital pertama di Indonesia.
![]() Direktur Utama BTPN Ongki W. Dana (Tangkapan Layar Webinar) |
"Nah dengan demikian tentunya jelas sekali bahwa dari awal keberhasilan pembangunan sektor ini [bank digital] ini sangat tergantung dari kemampuan kita dalam membangun sumber daya manusianya dan ini yang kami ingin share kemampuan dan pengalaman kami dalam membangun SDM sesuai dengan segmen-segmen bisnis baru tapi tentunya nanti yang contoh yang akan kita pakai adalah ketika kami membangun bank digital berbasis teknologi," jelasnya.
Mantan Vice President di Citibank dan eks petinggi di Bank Subentra, Bank Universal, Bank Permata ini mengatakan pengembangan SDM sangat penting jika ingin membangun bisnis.
"Ujung-ujungnya tentunya adalah SDM-nya bentuk organisasi yang cocok dan strateginya agar kita bisa memenuhi kebutuhan sumber daya manusianya."
Dia mengatakan, awalnya BTPN memutuskan untuk masuk ke digital pada 2016 itu menjadi suatu keharusan agar bisa bertahan.
"Terus kemudian kita melakukan sosialisasi ke semua karyawan bahwa arah yang akan kita lakukan adalah going to bank digital dan juga lakukan transformasi digital," katanya.
Setelah sosialisasi dilakukan, manajemen bank menyampaikan kepada karyawan bahwa mereka harus berubah, baik dari segi kemampuan, cara kerja, hingga pola pikir.
Manajemen pun menegaskan bahwa jika BTPN tidak bisa beradaptasi dengan industri digital maka cuma ada dua kemungkinan yang akan terjadinya, berhasil dan tidak berhasil.
"Tentu saja dari sumber daya yang sudah ada itu ada yang mau berubah, mau tapi tidak bisa, atau mereka lebih nyaman di segmen atau ditempat yang mereka jalankan hari ini. Dan memang itulah yang kita lakukan pada tahun 2016-2017," kata Ongki.
Waktu itu, katanya, manajemen mengadakan program khusus untuk melakukan transformasi tersebut. Setelah menyelesaikan program itu para karyawan diberikan pilihan. Bagi yang ingin terus bekerja di Bank BTPN diberikan kesempatan dengan diberikan pelatihan.
"Bagi yang merasa bahwa ini adalah bukan hal yang mereka bisa kerjakan, kita berikan pilihan buat mereka, ada yang mau pensiun, ada juga yang ingin mencoba karir yang berbeda, dan kita berikan dukungan sepenuhnya. Jadi waktu itu ada program untuk mengundurkan diri sukarela," jelasnya.
"Dan sampai hari ini saya cukup bersyukur semuanya bekerja di tempat yang mereka inginkan atau menjadi pengusaha kecil-kecilan," tambah dia.
[Gambas:Video CNBC]
'Bank BTPN, Jenius Garap Peluang Digital'
(tas/tas)