Membedah Strategi Kredit Korporasi Bank BTPN yang Melesat

Market - Yuni Astutik & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
21 December 2020 13:52
Aktifitas suasana pegawai Bank BTPN di kantor pusat Menara BTPN,  Jakarta, Rabu (31/1/2018). PT Bank Tabungan Pensiun Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) akan segera merger. Dampak dari merger ini tidak akan merubah komposisi pemegang saham. Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat pertumbuhan kredit korporasi hingga kuartal III-2020 mencapai 21% dibandingkan setahun sebelumnya. Dengan komposisi sebesar 60% dari total kredit, segmen korporasi BTPN diperkirakan tumbuh 9-10% pertahun hingga 2025.

Namun, bagaimana sebenarnya kredit korporasi BTPN bisa tumbuh agresif di tengah pandemi Covid-19? Bagaimana strategi menjaga kualitas kredit korporasi di tengah NPL perbankan yang meningkat?

Nathan Christianto, Head Of Wholesale Banking Bank BTPN, buka-bukaan mengenai hal tersebut. Menurutnya, sejak penggabungan Bank BTPN dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI), ada beberapa strategi yang diterapkan oleh perusahaan.

"Pertama pengembangan produk-produk yang dapat meningkat porsi 'fee-based income' dari transaksi trade finance, transaksi FX, serta manajemen kas," ujarnya kepada CNBC Indonesia, belum lama ini

Kedua, tuturnya, adalah menciptakan ekosistem dan konektivitas baik untuk pembiayaan end-to-end maupun cash management. Ketiga, terus memperkuat sinergi dengan lini bisnis lain, yaitu segmen Business Banking dan Retail Banking. Keempat, perluasan layanan Korporasi ke beberapa kota besar lainnya dengan mempergunakan cabang-cabang Bank BTPN yang telah ada.

"Terakhir Bank BTPN berkomitmen untuk terus memberikan pinjaman dengan prinsip berkelanjutan demi peningkatan kepentingan masyarakat. Ini sejalan dengan standar global dari SMBC Group dengan menerapkan Equator Principle pada kegiatan penggalangan dana, penempatan dana, penapisan dan pemberian pembiayaan Korporasi ramah lingkungan," ujar Nathan.

Dia menambahkan pascapenggabungan keduanya, lini bisnis yang digarap Bank BTPN pun semakin lengkap. Saat ini Bank BTPN menghadirkan pembiayaan Korporasi dan langsung menjadi penopang dari portofolio kredit, dengan pertumbuhan yang tinggi. Tercatat komposisi kredit korporasi sebesar 60% dari keseluruhan kredit hingga 30 September 2020, dimana untuk pertumbuhan kreditnya mencapai 21% secara year on year (yoy).

Segmen Korporasi sebelumnya sudah lebih dulu dikembangkan oleh ex-SMBC Indonesia. Segmen Korporasi menangani berbagai macam Korporasi skala besar dan menengah di Indonesia, yang terdiri dari anak-anak perusahaan multinasional dari Jepang, Korea, China, dan Asia lainnya, serta Amerika dan Eropa. Selanjutnya perusahaan lokal yang dimiliki oleh grup konglomerat di Indonesia, perusahaan BUMN skala besar, dan perusahaan lokal lainnya di Indonesia yang memimpin di industrinya masing-masing.

Adapun sektor-sektor yang menjadi fokus Bank BTPN antara lain FMCG, telekomunikasi, kesehatan dan obat-obatan/farmasi, otomotif, proyek ketahanan energi, ketahanan pangan dan infrastruktur, dan industri berorientasi ekspor. Bank BTPN memiliki nasabah-nasabah Korporasi besar yang merupakan pemain terdepan dalam bidangnya masing-masing.

Setelah penggabungan keduanya, makin banyak manfaat yang diperoleh. Antara lain dukungan Global Relationship dari SMBC kepada nasabah-nasabah globalnya, produk yang lengkap melalui "Transfer of product knowledge" dari SMBC, dukungan pendanaan dari SMBC, sinergi dengan lini bisnis lainnya di Bank BTPN ditambah dengan relasi dengan nasabah-nasabah Korporasi besar yang telah dibina cukup lama.

"Bank BTPN juga menyediakan berbagai produk kepada nasabah nasabah korporasi dalam berbagai mata uang antara lain pinjaman baik bilateral maupun structured finance, trade finance, cash management, dan hedging. Untuk hedging ini, Bank BTPN menyediakan layanan lengkap lindung nilai yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah Korporasi untuk melindungi aset, kewajiban maupun arus kas nasabah dari dampak negatif pergerakan pasar keuangan, baik suku bunga, mata uang, dan lainnya," ujarnya.

Dia menambahkan "BTPN bersama dengan SMBC terus menjadi salah satu leader di dalam transaksi Structured Finance di Indonesia. Kami terus masuk dalam peringkat top-3 Indonesian Mandated Lead Arranger and Bookrunner (MLAB)"

Nathan Christianto, Head of Wholesale Banking Bank BTPNFoto: Nathan Christianto, Head of Wholesale Banking Bank BTPN

Sekadar informasi, segmen Korporasi di Bank BTPN aktif dalam memberikan pembiayaan pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/PLTB, Pembangkit Listrik Tenaga Air/PLTA, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTPB, Perkebunan Ramah Lingkungan, sistem transportasi hemat energi, peningkatan efisiensi energi dan sebagainya. Bank BTPN juga berkomitmen mendukung pemerintah dalam pembangunan berbagai infrastruktur, ketahanan pangan dan energi, serta pembiayaan berkelanjutan.

Untuk itu, secara year on year (YoY) kredit Korporasi Bank BTPN tumbuh 21% dari Rp 73,6 triliun pada kuartal III-2019, menjadi Rp 89,3 triliun pada kuartal III-2020. Pertumbuhan yang tinggi ini juga dibarengi dengan kualitas kredit yang mumpuni, terlihat dari NPL Gross Kuartal III-2020 yang hanya 0,39% yang jauh lebih rendah dari rata-data industri perbankan saat ini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Laba BTPN Turun 32% Jadi Rp 1,75 T di 2020


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading