
Kinerja TINS Mulai Pulih, Q1 Berhasil Bukukan Laba Rp 10 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen timah-nikel pelat merah, PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 10,34 miliar. Perseroan membukukan perbaikan kinerja setelah pada periode yang sama tahun lalu, mengalami kerugian Rp 412,85 miliar.
Perseroan berhasil menekan beban keuangan menjadi Rp 98,56 miliar rupiah dibandingkan Rp 214,36 miliar tahun lalu, walau penjualan menurun 44,77% menjadi hanya Rp 2,44 triliun rupiah saja dibandingkan Rp 4,43 triliun rupiah di kuartal pertama tahun lalu.
Aset perusahaan mengalami depresiasi 6,08% dibandingkan dengan periode sebelumnya akhir Desember 2020 lalu. Aset Timah turun menjadi Rp 13,63 triliun dari posisi sebelumnya Rp 14,51 triliun. Aset ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp 6,35 triliun dan sisanya berupa aset tidak lancar Rp 7,27 triliun.
Meskipun aset perusahaan turun, liabilitas emiten tambang ini juga mengalami penurunan 10,33% dari kuartal sebelumnya menjadi Rp 8,58 triliun dari semula mencapai Rp 9,57 triliun. Liabilitas ini terbagi menjadi kewajiban jangka pendek sebesar Rp 4,94 triliun dan sisanya jangka panjang sejumlah Rp 3,64 triliun.
Penurunan liabilitas ini menyebabkan ekuitas perusahaan selama tiga bulan awal tahun 2021 naik 2,17% menjadi Rp 5,04 triliun.
Selain penambangan timah sebagai bisnis utamanya, perusahaan yang memiliki konsesi tambang timah seluas 473 ribu hektar ini juga menambang nikel di Sulawesi Tenggara, pasir besi di Bangka Belitung dan batubara di Kalimantan Selatan.
Dalam setahun terakhir harga timah di London Metal Exchange (LME) terus mengalami tren positif, tercatat harga timah pembelian 3 bulan di LME pada penutupan perdagangan kemarin berada di harga US$ 30.235/ton dan merupakan rekor harga tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan harga timah ini tentu meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap pasokan timah dunia.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini (7/5), saham TINS merosot 3,71% ke level Rp 1.815/saham. Dalam sepekan terakhir saham TINS naik 4,91% dan sebulan tumbuh 15,24%. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 13,52 triliun.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngotot Minta Jatah 14% Saham TINS, Ini Alasan Pemprov Babel