
Siap-siap 'THR' Dividen, TLKM-HMSP-UNVR Gelar RUPST

Selain UNVR dan HMSP, emiten big cap lain yang berstatus BUMN pun akan menggelar RUPST pada Jumat 28 Mei yakni perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia PT Telkom Indonesia (TLKM), induk operator Telkomsel.
Dalam edaran kepada BEI, pihak perseroan menyatakan bahwa laba bersih Telkom untuk tahun buku 2020 akan dialokasikan untuk pos utama.
Pertama, laba ini akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen dan sisanya menjadi laba ditahan (retained earnings) untuk mendukung kegiatan investasi Perseroan.
Telkom merupakan salah satu perusahaan yang rajin membagikan dividen, terlihat dari keanggotaan emiten ini dalam IDX High Dividend 20. Ini merupakan indeks 20 saham di Bursa yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Selama 3 tahun terakhir dividend payout ratio (DPR) Telkom selalu berada di atas 75% dari laba tahunan.
Tahun lalu DPR Telkom tercatat 81,78% dengan dividen per saham senilai Rp 154,06.
Untuk tahun buku 2018, DPR Telkom mencapai 90% dengan dividen per saham Rp 163,82 dan terakhir pada tahun buku 2017 DPR Telkom berada di angka 75% dengan dividen per saham Rp 167,66.
Laba bersih Telkom 2020 naik 11,5% menjadi Rp 20,80 triliun dari tahun 2019 sebesar Rp 18,66 triliun, sementara pendapatan juga naik 0,7% menjadi Rp 136,46 triliun dari Rp 135,57 triliun.
Jumlah dividen yang dibagikan masih akan ditentukan dalam RUPST, akan tetapi jika Telkom mempertahankan dividend payout ratio minimal 75%, maka tahun ini Telkom berpotensi membagikan dividen setidaknya Rp 15,60 triliun.
Dalam laporan keuangan 2020, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang dan penuh dinamika bagi Indonesia di mana pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh dunia dan masih berlangsung hingga saat ini.
Sama halnya dengan sektor bisnis yang lain, industri telekomunikasi merasakan dampak yang cukup besar dengan adanya pandemi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi juga membawa perubahan terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, dengan tingkat adopsi digital masyarakat meningkat signifikan.
Data BEI mencatat, pada perdagangan Kamis (6/5), saham TLKM ditutup minus 0,31% di posisi Rp 3.190/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 316,01 triliun. Sebulan terakhir perdagangan saham TLKM minus 5,9% dan year to date juga turun 3,63%.
[Gambas:Video CNBC]
