
Erick Ngotot Mitratel IPO, Coba Tengok Dulu Kinerjanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyebutkan saat ini tengah mempersiapkan anak usaha PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel untuk memperkuat portofolio bisnis menara telekomunikasi TelkomGroup.
Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan saat ini Mitratel menopang bisnis perusahaan pada segmen Wholesale & International Business. Pada segmen ini terjadi peningkatan pendapatan sebesar 27,3% YoY menjadi Rp 13,5 triliun.
"Pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi, voice wholesale, data center, dan inisiatif inorganik. Saat ini perseroan tengah mempersiapkan rencana unlocking value Mitratel demi meningkatkan valuasi dan memperkuat portofolio bisnis menara telekomunikasi TelkomGroup," kata Ririek dalam siaran persnya, dikutip Jumat (30/4/2021).
Dia menyebutkan, saat ini perusahaan tengah melakukan pengembangan inisiatif neuCentrIX untuk melayani market wholesale industri telekomunikasi dan ekosistem digital.
Inisiatif ini dilakukan dengan penyediaan layanan data center yang terintegrasi dengan infrastruktur backbone yang memiliki coverage terluas dan berdaya saing global.
Menurut rencana, Mitratel akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Ini merupakan bagian dari dua IPO anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditargetkan bisa dilakukan tahun ini.
Sebelumnya, VP Investor Relation Telkom Indonesia Andi Setiawan mengatakan persiapan untuk IPO ini terus dilaksanakan oleh Mitratel dan induk usahanya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
"Bahwa saat ini kami sedang mempersiapkan IPO Mitratel, dan kami berharap Mitratel sudah siap untuk go public di akhir tahun ini. Adapun untuk timingpelaksanaannya, tentunya kami tetap memperhatikan kondisi pasar," kata Andi beberapa waktu lalu.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan salah satu IPO anak usaha yang direncanakan akan dilakukan pada 2021 menargetkan dana perolehan mencapai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.600/US$).
"Tetapi kalau kita bayangkan salah satu perusahaan anak usaha BUMN yang kami sebutkan tadi kita harapkan di atas US$ 1 billion ya kita harapkan bisa peroleh," kata Pahala dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV pertengahan bulan ini.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Telkom Sebut IPO Mitratel Bakal Dilaksanakan 2021