
Digoreng? Saham Bank Mini, Melambung Lalu Diobral Hingga ARB

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bank mini atau BUKU II (bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun) kembali berjatuhan pada awal perdagangan hari ini, Kamis (6/5/2021). Tercatat ada dua saham bank mini yang menyentuh batas auto rejection bawah (ARB). Penurunan ini melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu (5/5).
Berikut ini pergerakan saham-saham bank mini, pukul 09.27 WIB.
Bank Maspion Indonesia (BMAS), saham -6,98%, ke Rp 1.600, transaksi Rp 96 juta
Bank IBK Indonesia (AGRS), -6,94%, ke Rp 456, transaksi Rp 165 juta
Bank Victoria International (BVIC), -2,84%, ke Rp 171, transaksi Rp 1 M
Bank Oke Indonesia (DNAR), -1,87%, ke Rp 210, transaksi Rp 887 juta
Bank QNB Indonesia (QNB), -1,22%, ke Rp 162, transaksi Rp 79 juta
Bank Harda Internasional (BBHI), -1,12%, ke Rp 1.325, transaksi Rp 355 juta
Bank Capital Indonesia (BACA), -0,45%, ke Rp 438, transaksi Rp 448 juta
Bank Net Indonesia Syariah (BANK) -0,30%, ke Rp 3.330, transaksi Rp 9 M
Berdasarkan data di atas, terdapat dua saham yang menyentuh ARB, yakni saham bank milik pengusaha Alim Markus, BMAS dan saham bank yang dikuasai Industrial Bank of Korea, AGRS.
Kedua saham bank tersebut juga pada perdagangan Rabu (5/5/2021) kemarin mengalami ARB 7%.
Amblesnya saham BMAS dan AGRS dua hari ini terjadi lantaran adanya aksi ambil untung (profit taking) oleh para pelaku pasar, lantaran keduanya sempat menyentuh auto rejection atas (ARA) dalam dua sampai tiga hari perdagangan terakhir.
BMAS pagi ini ambles 6,98% ke Rp 1.600/saham. Kemarin, saham emiten yang bakal dibeli Bank asal Thailand, Kasikornbank, ini juga ARB 6,78% ke Rp 6,98%.
Adapun sebelum menyentuh ARB, BMAS sudah menguat selama tiga hari beruntun. Pada Jumat (30/4), saham ini menyentuh ARA 24,89% ke Rp 1.430/saham, kemudiaan Senin (3/5/2021), kembali menembus ARA 24,83% dan Selasa (4/5/2021) melonjak 3,36%.
Sementara, saham AGRS pagi ini menyentuh ARB 6,94% di Rp 456/saham. Kemarin (5/5/2021), saham ini juga ARB 6,67% di harga Rp 490/saham.
Sebelumnya, AGRS sudah empat hari perdagangan beruntun melaju di zona hijau. Pada Kamis (29/4), saham AGRS melejit 9,09%, Jumat (30/4) melompat 8,33%. Kemudian, pada Senin (3/5/2021) dan Selasa (4/5/2021) saham bank yang melantai di bursa sejak 2014 ini menyentuh ARA secara berturut-turut 24,85% dan 24,41%.
Kedua saham ini termasuk salah satu dari sedikit saham bank mini yang terus dikoleksi ketika saham-saham bank bermodal cekak tersebut cenderung ditinggalkan dalam sebulan terakhir.
Euforia kenaikan saham bank mini beberapa waktu lalu didorong oleh sentimen narasi bank digital dan aturan pemenuhan modal inti oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK No 12/2020.
Peraturan tersebut mengharuskan bank untuk memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun pada 2020, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022. Dengan aturan tersebut, bank-bank dengan modal mini harus mencari investor strategis untuk menyuntikkan modal.
Sejumlah bank mini sudah memberikan tanggapan terkait isu bank digital melalui keterbukaan informasi di situs BEI. BBHI (Bank Harda International), BACA dan BBYB (Bank Neo Commerce), misalnya, berencana untuk masuk ke bank digital.
Namun, ada juga sejumlah bank mini lainnya yang menyangkal akan bertransformasi menjadi bank digital, seperti BGTG (Bank Ganesha) dan BMAS. Adapun ARTO (Bank Jago), dan AMAR (Bank Amar) sudah tercatat menjadi bank digital saat ini.
Kabar terbaru, OJK memastikan akan mengeluarkan aturan mengenai perbankan digital sebelum semester I tahun ini berakhir. Peraturan tentang bank digital ini tidak akan membuat dikotomi dengan bank konvensional tetapi menjadi bentuk konvergensi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Sebulan Dibanting, Saham Bank Mini Mulai 'Liar' Lagi