Mentok di RM 4.000-an, Harga CPO Ogah Gerak, Ini Penyebabnya!

Tirta, CNBC Indonesia
05 May 2021 13:40
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Negeri Jiran cenderung flat hingga sesi istirahat siang hari ini, Rabu (5/5/2021). Sentimen memang sedang campur aduk. Namun faktor ketatnya suplai masih membuat harga minyak sayur satu ini mampu bertahan di atas RM 3.900/ton. 

Harga kontrak CPO pengiriman Juli yang aktif diperjualbelikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik sangat tipis 0,07% ke RM 4.045/ton. 

Stok minyak sawit Malaysia bulan April cenderung turun tipis meski produksi meningkat ke level tertinggi enam bulan. Hal ini disebabkan karena peningkatan ekspor di tengah menurunnya impor. 

Persediaan terlihat menurun 0,27% dari bulan sebelumnya menjadi 1,44 juta ton. Angka tersebut didasarkan menurut median perkiraan tujuh pekebun, pedagang dan analis yang disurvei oleh Reuters.

Output di produsen terbesar kedua dunia kemungkinan besar melonjak 8,9% dari Maret menjadi 1,55 juta ton, menandai kenaikan dalam kurun waktu dua bulan berturut-turut. Ekspor kemungkinan naik 10% menjadi 1,3 juta ton, sedangkan impor terlihat turun 21,4% menjadi 108.000 ton.

Bagaimanapun juga produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia diperkirakan naik di semester dua. Kenaikan output berpeluang besar menekan harga. 

Menurut estimasi Refinitiv, produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 2020/21 meningkat menjadi 46,8 juta ton atau naik 1% dari pembaruan terakhir, meskipun baru-baru ini pertumbuhan hasil panen lebih lambat.

Produksi minyak sawit Indonesia mengalami rebound pada bulan Maret, didorong oleh lebih banyak hari kerja dibandingkan Februari, akibat peristiwa cuaca buruk lokal awal tahun ini yang membatasi produksi.

Meskipun demikian, produsen minyak sawit melihat bahwa hasil panen di bulan April mungkin lebih rendah dari perkiraan dibandingkan dengan bulan Maret. Area inti sawit menampilkan kondisi cuaca yang agak beragam selama bulan April.

Di Kalimantan, sebagian besar daerah menerima curah hujan di bawah normal / normal (120-230 mm). Cuaca basah terjadi di wilayah timur, seperti Kalimantan Timur, sedangkan cuaca kering terjadi di wilayah selatan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Secara umum, tren curah hujan di sebagian besar provinsi di Kalimantan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. 

Sementara itu dari sisi downside risk-nya adalah ledakan kasus Covid-19 di India yang membuat negara tersebut kekurangan pasokan oksigen. Sementara itu mutan yang dikaitkan dengan lonjakan kasus di India juga dilaporkan sudah masuk Malaysia dan Indonesia. Ini turut menjadi sentimen negatif untuk harga minyak nabati. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CPO Naik 1% Lebih, Harga Tembus RM 3.400/ton Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular