RI Masih Resesi, Apa Kabar IHSG di Sesi II?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada perdagangan sesi I Rabu (5/5/2021) setelah rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2021.
Sesi I berakhir dengan apresiasi IHSG sebesar 12,2 poin atau setara dengan kenaikan 0,2% di 5.975,927.
Investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 55 miliar di pasar reguler. Hal tersebut tentunya menjadi kabar bagus, kemarin asing juga mencatat net buy.
Saham yang paling diborong asing adalah saham bank pelat merah yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Asing memborong saham BBRI hampir Rp 55 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal I-2021. Hasilnya, ekonomi Tanah Air masih tumbuh negatif alias terkontraksi.
Kepala BPS Suhariyanto menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tiga bulan pertama 2021 tumbuh -0,96% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), ekonomi Indonesia tumbuh 0,74%.
Realisasi ini tidak jauh dari ekspektasi pasar, bahkan sedikit lebih baik. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB terkontraksi 1,09% qtq, sementara secara tahunan diperkirakan terjadi kontraksi 0,87% yoy.
Dengan demikian, kontraksi PDB Indonesia genap terjadi selama empat kuartal beruntun. Artinya, Indonesia terjebak di 'jurang' resesi ekonomi selama 1 tahun.
Meski demikian, dengan kontraksi yang lebih baik dari prediksi, kebangkitan ekonomi di kuartal II-2021 tentunya berpeluang lebih tinggi dari prediksi, yang menjadi sentimen positif bagi pasar.
Secara teknikal, IHSG nyaris mencapai level psikologis 6.000. Meski demikian IHSG masih berada dalam pola Descending Triangle, yang merupakan pola bearish atau tren menurun.
IHSG sempat melewati garis atas yang sebenarnya bisa memicu momentum penguatan, sayangnya kembali ke bawahnya dan kembali tertekan.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara batas bawah pola tersebut berada di kisaran 6.890 yang akan menjadi support kuat.
Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik setelah nyaris mencapai wilayah oversold.
Belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan dibandingkan analisis teknikal kemarin. IHSG masih berada di dekat support 5.950, jika ditembus ada risiko berlanjutnya penurunan ke kisaran 5.920. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko merosot ke batas bawah pola Descending Triangle 5.890.
Sementara jika bertahan di atasnya 5.950, IHSG berpeluang naik ke 6.000, sebelum menuju 6.030.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini
