
Duh! Ketegasan RBA Berujung 'Petaka' bagi Dolar Australia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa (4/5/2021), meski bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) memberikan proyeksi optimistis terhadap pemulihan ekonomi.
Pada pukul 14:09 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.148,56, dolar Australia merosot 0,55% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
RBA siang tadi mengumumkan kebijakan moneter, dan mempertahankan suku bunga di 0,1%. Gubernur RBA, Philip Lowe, mengatakan perekonomian Australia bangkit dengan kuat setelah mengalami kemerosotan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Lowe mengatakan RBA melihat produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh 4,75% di tahun ini, dan 3,5% di tahun 2022.
"Pemulihan ekonomi di Australia lebih kuat dari perkiraan dan kami perkirakan akan terus berlanjut," kata Lowe, sebagaimana dilansir news.com.au, Selasa (4/5/2021).
"Pemulihan khususnya terjadi di pasar tenaga kerja, dengan tingkat pengangguran turun menjadi 5,6% di bulan Maret dan jumlah pekerja kini sudah melewati level sebelum pandemi," tambahnya.
Meski demikian, Lowe sekali lagi menegaskan suku bunga tidak akan dinaikkan sampai inflasi mencapai target 2% hingga 3%.
Biro Statistik Australia pada pekan lalu melaporkan Inflasi di kuartal I-2021 turun 0,6%, dari kuartal IV-2020 tumbuh 0,9%. Inflasi di Australia kini sudah turun dalam 2 kuartal beruntun.
"RBA tidak akan menaikkan suku bunga sampai inflasi secara substansial mencapai target 2% hingga 3%. Agar hal tersebut tercapai, pasar tenaga kerja perlu lebih ketat dan menghasilkan pertumbahan upah yang lebih tinggi dari saat ini,"
"Hal itu tidak akan terjadi hingga tahun 2024" tegasnya.
Artinya suku bunga tidak akan dinaikkan hingga tahun 2024.
Akibat pengumuman tersebut, dolar Australia semakin menjauhi level tertinggi dalam nyaris 7 tahun terakhir yang dicapai akhir April lalu.
Sepanjang bulan April dolar Australia menguat 1,02% ke Rp 11.141,9/AU$, dengan level tertinggi di Rp 11.332,31/AU$. Level tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juni 2014, dan tidak jauh dari rekor termahal sepanjang masa 11.422,4/AU$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
