
Jual Saham MDKA Rp 433 M, Boy Thohir Cuan Berapa Duit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir, yakni Garibaldi 'Boy' Thohir, yang juga Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mendapatkan dana penjualan saham PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) sebesar Rp 433,18 miliar.
Saham MDKA tersebut dijual kepada Adaro Energy sebanyak 179 juta saham di harga Rp 2.420/saham yang dilakukan pada 28 April lalu. Pembelian saham Boy Thohir oleh Adaro dilakukan oleh anak usaha Adaro yakni PT Alam Tri Abadi (ATA).
"Bersama ini kami sampaikan bahwa pada 28 April 2021, Adaro melalui Alam Tri Abadi, perusahaan terkendali perseroan, telah melakukan investasi keuangan dalam bentuk pembelian saham Merdeka Copper Gold yang dimiliki oleh Bapak Garibaldi Thohir," tulis keterbukaan informasi tersebut, dikutip Selasa (4/5/2021).
Lantas berapa sebetulnya keuntungan penjualan saham ini?
Sebagai informasi, berdasarkan data pemegang saham per Maret 2021, pemegang saham MDKA yakni
1. Boy Thohir sebanyak 1.796.442.892 atau 7,84%
2. PT Mitra Daya Mustika sebanyak 2.948.833.595 atau 12,87%
3. PT Suwarna Arta Mandiri sebanyak 1.386.733.708 atau 6,05%
4. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sebanyak 4.189.971.184 atau 18,29%
5. Investor publik sebanyak 12.582.869.436 atau 54,94%.
Maka dengan penjualan saham Boy Thohir sebanyak 179 juta, maka sisa saham Boy Thohir di MDKA sebanyak 1.617.442.892 saham. Jika saham beredar MDKA mencapai 22.904.850.815 alias 22,90 miliar saham, maka porsi saham Boy Thohir masih 7,06%.
Jika mengacu pada harga saham MDKA pada sesi I, Selasa ini (4/5/2021) di Rp 2.540/saham, maka valuasi porsi saham Boy Thohir mencapai Rp 4,11 triliun.
Perusahaan tambang emas ini pertama kali tercatat (listing) pada 19 Juni 2015 atau 6 tahun silam. Saat itu perusahaan Grup Saratoga ini melepas menerbitkan saham baru sebanyak 419,65 juta saham dengan saham yang dimiliki sebelumnya oleh pemegang saham sebanyak 2,29 miliar.
Harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di harga Rp 2.000/saham sehingga dana IPO yang diraih mencapai Rp 839,30 miliar.
Mengacu data BEI, dalam 5 tahun terakhir, saham MDKA sudah melesat 516% dengan sudah memperhitungkan stock split (pemecahan nilai nominal saham) pada Oktober 2019.
Pada awal IPO, saham Boy Thohir baru sebanyak 243.530.000 saham atau 10,6% mengingat saham beredarnya baru 2,29 miliar saham, Bahkan saat IPO, Wamen Pertahanan yang kini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono masih punya 72,14 juta saham MDKA sebelum akhirnya dijual.
Dengan status sebagai pemegang saham awal MDKA, maka setidaknya dalam 5 tahun terakhir Boy Thohir sudah mengantongi keuntungan dari pergerakan saham sebanyak 516% dari harga IPO perusahaan.
![]() Prospektus IPO MDKA |
Alasan ADRO Beli
Transaksi yang dilakukan ADRO ini merupakan transaksi afiliasi sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 42/POJK.04/2020 Tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.
Disebut demikian karena pembelian saham MDKA milik Boy Thohir oleh Adaro itu dilakukan lewat anak usaha Adaro yakni ATA yang komisaris utamanya juga Boy Thohir.
Boy Thohir juga merupakan pemegang saham secara tidak langsung dalam ADRO melalui PT Trinugaha Thohir sejak tahun 2006. Boy Thohir diangkat menjadi Presiden Direktur ADRO sejak 2004 serta menjadi Komisaris Utama ATA sejak 2014.
Perusahaan juga mendapatkan opini kewajaran untuk transaksi ini yang diterbitkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Desmar, Ferdinand, Hentriawan dan Rekan terkait dengan Transaksi.
Adapun alasan di balik aksi beli ADRO atas saham MDKA milik Boy Thohir ialah karena saat ini perusahaan memiliki posisi keuangan dan tingkat likuiditas yang cukup baik.
Oleh karena itu, Adaro memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi keuangan terukur pada instrumen yang memiliki tingkat profil risiko yang lebih tinggi dan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan investasi keuangan yang konservatif, seperti penempatan dana pada bank komersil dalam bentuk deposito.
"Penempatan investasi keuangan jangka panjang ini ditujukan untuk pemilikan saham dalam jumlah yang cukup besar," tulis manajemen ADRO.
Manajemen ADRO menilai harga Rp2.420 itu telah merefleksikan nilai wajar saham Merdeka saat pembelian saham dilakukan pada 28 April 2021.
Perseroan juga telah melakukan kajian terhadap profil risiko perseroan sendiri atau tingkat toleransi Adaro terhadap fluktuasi positif dan negatif dalam investasi keuangan ini.
Perseroan tetap berpegang pada prinsip investasi keuangan Perseroan, yaitu antara lain memastikan adanya kajian profil risiko, diversifikasi investasi yang baik, serta senantiasa memantau dan melakukan penyeimbangan portofolio.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Boy Thohir Buka-bukaan Strategi Pengembangan EBT Adaro
